Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Riset: Pengguna PayLater Melesat, Peminjam di Atas Rp 500.000 Naik
2 Juli 2023 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Transaksi konsumen di e-commerce terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data Bank Indonesia pada 2023, jumlah transaksi e-commerce melonjak hingga Rp 476,3 triliun pada 2022.
ADVERTISEMENT
Peningkatan volume transaksi ini didorong oleh metode pembayaran menggunakan PayLater yang disediakan platform e-commerce. Hasil riset penyedia perangkat lunak teknologi keuangan berbasis di AS menyebut PayLater menyumbang 5 persen dari total transaksi e-commerce global pada 2022.
Dalam riset yang dilakukan Kredivo dan Katadata Insight Center, penggunaan layanan PayLater dalam e-commerce mengalami peningkatan, dari 28,2 persen di 2022 menjadi 45,9 persen di 2023.
PayLater menjadi stimulus daya beli masyarakat Indonesia di e-commerce dengan frekuensi penggunaan PayLater 16,2 persen, lebih unggul dibanding metode transfer bank sebesar 10,2 persen.
Riset yang diterbitkan Juni 2023 ini, dilakukan menggunakan 22 juta sampel transaksi yang berasal dari 2,2 juta pengguna Kredivo di 34 provinsi dan di 6 e-commerce yang eksis di Indonesia.
Tren penggunaan PayLater didominasi untuk pemenuhan kebutuhan harian seperti belanja barang 87,1 persen, tagihan bulanan 51,8 persen, pulsa dan paket internet sebesar 48,9 persen.
ADVERTISEMENT
Dalam riset tersebut, konsumen yang menghabiskan dana di atas Rp 500 ribu menggunakan PayLater mengalami peningkatkan. Anggaran penggunaan PayLater dari Rp 500 ribu-Rp 1 juta naik 28,5 persen. Selain itu, konsumen yang menggunakan dana PayLater di atas Rp 2,5 juta juga turut mengalami lonjakan pada 2023 menjadi 12,2 persen dari sebelumnya hanya 4,6 persen di 2022.
Selain itu, riset Kredivo ini juga menunjukkan konsumen lebih banyak memilih masa tenor atau pelunasan jangka panjang dibandingkan jangka pendek. Hal ini terlihat dari 28,1 persen dari konsumen pengguna PayLater yang memilih lama cicilan atau tenor selama 12 bulan pada 2023.
Persentase ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya mencapai 19,2 persen. Sementara, proporsi konsumen yang memilih tenor 3 bulan ke bawah cenderung menurun dari 22,3 persen menjadi 21,3 persen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil survei, awareness terhadap bunga PayLater semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2023, sebanyak 85,1 persen konsumen pengguna PayLater mengetahui ada bunga yang dikenakan ketika menggunakan PayLater.
Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Di antara konsumen yang mengetahui jumlah bunga dari PayLater yang digunakan, sebanyak 87,1 persen konsumen dikenakan bunga sebesar 3 persen ke bawah.
Dalam studi Kredivo juga menunjukkan metode pembayaran menggunakan PayLater lebih unggul dibandingkan metode transfer bank. Dari riset itu, 16,2 persen konsumen memilih PayLater sebagai metode pembayaran yang sering digunakan di e-commerce. Sementara, hanya 10,2 persen konsumen yang memilih metode pembayaran transfer bank.
"Sementara itu, sebanyak 60,9 persen responden yang telah menggunakan PayLater menyebutkan bahwa PayLater merupakan kredit pertama yang mereka dapatkan, terutama bagi Socio-Economic Status (SES) C," tulis Kredivo dalam pernyataan resminya, dikutip kumparan, Minggu (2/7).
ADVERTISEMENT
Seiring dengan semakin konsistennya edukasi terkait PayLater di masyarakat, penggunaan PayLater pun mulai beralih menjadi metode pembayaran kebutuhan harian di antaranya untuk belanja barang
Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) sekaligus Ekonom, Bhima Yudhistira yang turut terlibat dalam laporan perilaku konsumen e-Commerce Indonesia mengakui kehadiran PayLater memberikan manfaat ketersediaan akses kredit yang aman, terjangkau, dan mudah.
Ia menekankan bahwa hasil studi ini menguatkan bahwa PayLater tidak hanya digunakan untuk kebutuhan mendesak, tapi sebagai metode pembayaran yang efisien untuk bertransaksi sehari-hari.
"Saya melihat instrumen PayLater di ekosistem e-commerce berdampak pada confidence level konsumen, terutama di kelas menengah ke atas yang sebelumnya cukup menahan pengeluaran akibat dampak pandemi. Ke depannya, seiring penggunaan PayLater yang meningkat, maka akan semakin meningkatkan multiplier effect atau dampak turunan panjang bagi industri ekonomi digital ini," ujar Bhima.
ADVERTISEMENT