Ritel Bakal Pangkas Pasokan Masker dan Hand Sanitizer

31 Desember 2022 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana penjualan masker di Pasar Pramuka, Senin (2/3). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penjualan masker di Pasar Pramuka, Senin (2/3). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelaku industri ritel akan memangkas pasokan barang-barang yang banyak diburu masyarakat selama pandemi COVID-19 seperti masker, hand sanitizer, hingga disinfektan. Kebijakan itu diambil setelah Presiden Jokowi mencabut status PPKM.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mandey, mengatakan para peritel akan berkomunikasi dengan pihak produsen atau supplier untuk mengurangi pembelian produk-produk kesehatan tersebut jika memang ada penurunan kebutuhan.
"Tentu itu enggak bisa serta merta hari ini, tapi biasanya proses waktu berjalan katakanlah 1-2 bulan ke depan, atau 1 kuartal ke depan. Kami akan mengkaji untuk produk-produk mana yang kita minta dikurangi pasokannya," kata Roy kepada kumparan, Jumat (30/12) petang.
Meski produk-produk seperti masker, hand sanitizer, dan disinfektan banyak diburu masyarakat selama pandemi, Roy mengatakan porsi penjualan barang-barang tersebut sangat kecil dari omzet peritel. Bahkan, porsinya di bawah 1 persen dari total omzet.
Ilustrasi jasa disinfektan rumah. Foto: Dok. Freepik
Sehingga, meski jumlah pembelian ritel untuk barang-barang itu dipangkas, tidak signifikan mengganggu pemasukan peritel.
ADVERTISEMENT
"Kami belum punya data, tapi tidak signifikan nilainya kalau terjadi penurunan. Nanti dalam 1 kuartal ke depan sampai Maret, kita akan evaluasi dan kita akan sampaikan ke para pemasok untuk bertahap mengurangi, karena ini masalah demand berkurang, tentu suplai akan bertahap dikurangi," kata Roy.
Roy juga menegaskan, meskipun jumlahnya dipangkas, barang-barang tersebut masih akan tersedia di ritel. Dia menilai ada pola hidup masyarakat yang berubah sehingga produk-produk seperti masker akan tetap dibeli.