Ritel Lain Tutup Toko Akibat Pandemi, ACE Hardware Malah Buka 12 Gerai Baru

2 November 2020 11:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ace Hardware Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ace Hardware Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika industri ritel lain terpukul oleh pandemi COVID-19 sehingga banyak menutup toko mereka, hal itu ternyata tak berlaku bagi ACE Hardware. Toko serba ada yang menjual berbagai perkakas itu sepanjang 2020 ini justru sudah membuka 12 gerai baru.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan PT ACE Hardware Indonesia Tbk, Helen Tanzil, menyebutkan jumlah 12 gerai baru yang dibuka perseroan itu terhitung hingga 28 Oktober 2020. "Gerai (terbaru) ini berlokasi di AEON Sentul, Bogor, dengan luasan toko sekitar 2.200 meter persegi," tulis Helen dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam pernyataan perusahaan sebelumnya, disebutkan ACE Hardware masih akan membuka hingga tiga gerai baru hingga akhir 2020. Jika target itu tercapai, maka sepanjang 2020 ACE Hardware akan memiliki 15 gerai baru, justru ketika industri ritel lain banyak menutup toko sebagai dampak pandemi.
Ilustrasi ACE Hardware. Foto: Shutter Stock
Emiten berkode ACES itu pada saat yang sama juga memang ada menutup beberapa gerainya. Tapi hal itu lebih karena habisnya sewa lokasi, seperti yang dilakukan di Living Plaza Simpang Lima, Semarang yang ditutup per 10 Juni 2020.
ADVERTISEMENT
Tapi pada saat yang hampir sama, perseroan membuka gerai baru di Queen City Mall, Semarang, bahkan dengan outlet yang lebih luas mencapai 7.200 meter persegi, dibandingkan toko yang ditutup di Living Plaza Simpang Lima, hanya seluas 3.800 meter persegi.
Sementara itu hingga semester I 2020, ACE Hardware masih meraup laba sebesar Rp 360,16 miliar, turun 28,8 persen dari periode sama sebelumnya yakni sebesar Rp 472,86 miliar. Penurunan laba bersih itu, terutama disebabkan turunnya penjualan bersih sebesar 7,83 persen secara year on year (yoy). Yakni jadi Rp 3,65 triliun dari sebelumnya Rp 3,96 triliun.