Riwayat Bandara Purbalingga yang Kini Sepi Seperti di Kertajati

25 Oktober 2021 13:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruang kedatangan di Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga. Foto: Dok. BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Ruang kedatangan di Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga. Foto: Dok. BUMN
ADVERTISEMENT
Keriuhan di Bandara Purbalingga, Jawa Tengah, kini mulai pudar. Kondisi ini berbeda dengan saat peresmian 4 bulan lalu atau tepatnya 3 Juni 2021. Saat itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyambut kedatangan pesawat Citilink Indonesia yang resmi menerbangi rute Jakarta-Purbalingga (PP) dan Purbalingga-Surabaya (PP).
ADVERTISEMENT
Warga Purbalingga dan sekitarnya, seperti Banjarnegara, Banyumas, dan Wonosobo pun menyambut antusias keberadaan bandara tersebut. Sebelum resmi dioperasikan, Citilink Indonesia bahkan sudah melakukan penerbangan uji coba dengan pesawat turboprop (baling-baling), ATR 72-600.
Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo menyebutkan, keterisian penumpang mencapai 60 persen dari kapasitas.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kiri), menyambut pilot maskapai penerbangan Citilink yang mendarat dari Surabaya di Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS), Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (3/6). Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
“Potensi kita sudah melihat ada market yang kita develop dari Halim, dan Surabaya, makanya saat ini mencoba di dua rute Surabaya-Purbalingga dan Halim-Purbalingga seminggu dua kali,” katanya kepada kumparan, Kamis (10/6).
Presiden Jokowi pun menyambut antusias keberadaan Bandara Purbalingga untuk penerbangan reguler berjadwal ini. Jokowi sendiri baru meninjau Bandara Jenderal Besar Soedirman ini, setelah diresmikan.
"Meskipun terminalnya belum selesai, tapi minggu yang lalu telah mulai dilakukan penerbangan dari Jakarta ke Purbalingga. Kemudian dari Purbalingga ke Surabaya oleh Citilink," ujar Jokowi seperti disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (11/6).
ADVERTISEMENT

Bandara Purbalingga Tanpa Penerbangan

Maket rencana pembangunan Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga. Foto: Dok. BUMN
Tapi kini, dari informasi yang dihimpun kumparan, tak ada lagi penerbangan yang singgah di Bandara Purbalingga. Dari pengecekan di travel online, tak ada penjualan tiket penerbangan dari atau ke bandara tersebut.
Bandara-nya sendiri memang tetap beroperasi, seperti kata VP Corporate Communication PT Angkasa Pura II (Persero), Yado Yarismano. "Untuk bandara kami masih beroperasi mas. Untuk maskapai mungkin bisa dikonfirmasi ke teman-teman maskapainya ya," kata Yado kepada kumparan, Minggu (24/10).
Sementara merespons tidak dijualnya tiket penerbangan Bandara Purbalingga, Dirut Citilink Indonesia menjawab diplomatis. "Citilink tidak melakukan penyetopan penerbangan ke Purbalingga, izin rute dan jadwal masih berlaku, yaitu setiap Kamis dan Sabtu dari Halim Perdanakusuma maupun Surabaya," ujar Juliandra Nurtjahjo menjawab kumparan.
ADVERTISEMENT
Bandara Jenderal Besar Soedirman sendiri, merupakan pengembangan dari pangkalan udara (Lanud) militer yang dibangun pemerintah kolonial Belanda pada 1938. Kemudian dikelola oleh TNI AU sejak 1946 di bawah Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau II).
Presiden Jokowi mencanangkan pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, 23 April 2018. Foto: Biro Pers Setpres/Laily Rachev
Presiden Jokowi mencanangkan pengembangan jadi bandara penerbangan sipil, pada 23 April 2018. "Di Jawa Tengah bagian selatan dan barat ini tidak ada bandara yang memadai untuk masyarakat. Oleh sebab itu, hari ini sudah dimulai pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga seluas 115 hektare," kata Jokowi, Senin (23/4/2018).
Semula ditarget rampung dan beroperasi di 2020, Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga itu akhirnya mulai operasi 3 Juni 2021, di tengah tekanan pandemi terhadap industri penerbangan. Pengamat industri penerbangan, Gatot Raharjo, menilai pengoperasian bandara di tengah pandemi cukup berat. Sebab sektor pariwisata sangat terpukul dengan adanya COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Nah ini harusnya untuk membantu maskapai juga menguatkan pasar. Bukan cuma penugasan, tapi ada subsidi ke (Citilink) karena walaupun nggak ada pandemi pembukaan rute baru masih virgin pasti akan rugi dulu. Itu di mana-mana pasti harus ada subsidi berapa bulan bentuk pasar," katanya.
Kondisi Bandara Purbalingga dikhawatirkan senasib dengan Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Yakni sama-sama tak ada penerbangan yang melayani rute tersebut. Padahal, pembangunan Bandara Kertajati menelan dana Rp 2,6 triliun yang sebagiannya dari pinjaman.
*****
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com. Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.
ADVERTISEMENT