Riwayat Bandara YIA: Bikin Utang BUMN Bengkak, Jadi Lokasi Wanita Pamer Payudara

6 Desember 2021 8:40 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
Bandara YIA Kulon Progo Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Bandara YIA Kulon Progo Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Yogyakarta International Airport atau Bandara YIA, bandara internasional yang diresmikan Presiden Jokowi pada 28 Agustus 2020 lalu, tengah ramai diberitakan.
ADVERTISEMENT
Bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo ini disebut-sebut sebagai penyebab membengkaknya utang PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I yang kini mencapai Rp 35 triliun. Beban utang AP I meningkat karena sejumlah bandara baru yang dikelolanya sepi penumpang.
Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi mengungkapkan traffic penumpang Bandara Baru Yogyakarta (YIA) sepanjang Januari-November 2021 (11 bulan) tercatat hanya 1,2 juta penumpang.
Untuk ukuran bandara baru dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun, traffic penumpang yang tercatat hingga November tersebut memang masih sangat jauh dari kapasitas.
Selain itu, Bandara YIA juga diperbincangkan karena viral video pamer payudara. Video tersebut diambil di area parkir lantai 2 Bandara YIA yang memang sepi pengunjung.
ADVERTISEMENT

Bagaimana riwayat Bandara YIA?

Bandara baru di Yogyakarta diresmikan Presiden Jokowi di tengah masa pandemi, tepatnya pada 28 Agustus 2020. Peresmian ditandai dengan pembunyian sirine serta penandatanganan prasasti secara langsung oleh Jokowi.
"Alhamdulilah Bandara Yogyakarta International Airport telah selesai 100 persen," ujar Jokowi memberi sambutan sebelum peresmian secara simbolik, Jumat (28/8).
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan kereta Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Jumat (27/8). Foto: Humas Pemda DIY
Pembangunan bandara ini menelan biaya hampir Rp 12 triliun, tepatnya Rp 11,3 triliun dengan rincian Rp 4,2 triliun untuk pembebasan lahan dan pembangunan fisik sekitar Rp 7,1 triliun.
Saat meresmikan, Jokowi tak menyangkal pandemi corona telah menjadi kendala. Namun, dia yakin bandara baru ini akan berkembang pesat seiring perkembangan vaksin COVID-19.
"Saat ini, masih masa pandemi. Kalau belum ramai kami memaklumi, namun begitu setelah vaksinasi maka kami meyakini bandara ini akan menjadi bandara yang paling ramai," katanya.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebut YIA sebagai salah satu bandara terbaik di Indonesia. Sebab, tak hanya fasilitasnya yang lengkap dan bisa menampung pesawat berbadan lebar, Bandara YIA diharapkan juga mampu menarik kunjungan wisatawan.
Suasana Bandara Udara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) saat mulai beroperasi komersial pada Senin, 6 Mei 2019. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Memiliki terminal penumpang seluas 219.000 meter persegi, Bandara YIA dapat menampung hingga 20 juta penumpang per tahun atau 11 kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto yang hanya dapat menampung 1,8 juta penumpang per tahun.
Bagian dalam bandara dihiasi dengan berbagai artwork atau instalasi seni menarik. Infrastruktur dan artwork di Bandara YIA merupakan hasil karya seniman-seniman lokal Yogyakarta. Terdapat 43 seniman yang terlibat dalam pembangunan serta pembuatan desainnya.
Setiap infrastruktur dan artwork punya tema dan cerita yang berbeda-beda. Mulai dari Hastabrata karya seniman Yoga Budi Wantoro yang menceritakan prinsip kepemimpinan Jawa, hingga Lawang Papat hasil Kolaborasi Asosiasi Pematung Indonesia (API).
Suasana Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA). Foto: Angkasa Pura I
Bandara YIA punya landasan pacu (runway) sepanjang 3.250 x 45 meter dengan shoulder (bahu runway) 15 meter di kedua sisi dan memiliki tingkat kekerasan PCN (Pavement Classification Number) 107. Adapun fasilitas Penyelamatan Kecelakaan Pesawat dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) di YIA masuk ke dalam Kategori 8.
ADVERTISEMENT
Spesifikasi ini membuat YIA mampu didarati oleh pesawat berbadan besar dan terberat seperti Boeing 777-300 dan Airbus A380.
Fakta menarik lainnya adalah Bandara YIA dirancang tahan gempa dan tsunami. Bangunan bandara ini mampu menahan gempa berkekuatan hingga 8,8 SR dan tsunami setinggi empat meter.
Paviliun informasi untuk turis di Bandara YIA Foto: Dok. Kemenparekraf
Hal ini disebabkan runway atau landasan pacunya dibuat dengan ketinggian empat meter di atas permukaan laut dan lokasinya ada pada jarak 400 m dari bibir pantai. Sedangkan pada terminal, jaraknya dibuat satu kilometer dari landasan pacu, sehingga jika terjadi gempa atau tsunami ada jeda waktu untuk menyelamatkan diri.
Selain itu, bandara ini juga memiliki bangunan Crisis Centre dan Lantai Keberangkatan Terminal Penumpang yang digunakan sebagai tempat khusus penanganan dan evakuasi bencana tsunami.
ADVERTISEMENT