Rizal Ramli Sebut Resesi Global Berdampak Kecil ke Ekonomi RI

23 Juli 2020 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pakar Ekonomi Rizal Ramli saat diskusi bertajuk "Indonesia Perlu Pemimpin Optimis yang Bawa Perubahan" di Forum Tebet, Jakarta, Senin (25/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Ekonomi Rizal Ramli saat diskusi bertajuk "Indonesia Perlu Pemimpin Optimis yang Bawa Perubahan" di Forum Tebet, Jakarta, Senin (25/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi virus COVID-19 melumpuhkan perekonomian global hingga menyeret ke jurang resesi. Meski demikian, Ekonom Senior Rizal Ramli mengatakan, resesi yang kini terjadi secara global hanya akan berdampak kecil terhadap perekonomian Indonesia. Apalagi, jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura.
ADVERTISEMENT
“Dampak global dari resesi dunia itu lebih kecil terhadap Indonesia,” ungkap Rizal dalam Webinar Ngopi Bareng RR, Kamis (23/7).
Menurutnya, Indonesia punya bantalan yang cukup kuat untuk menahan resesi. Sebab 60 persen Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia berasal dari konsumsi dalam negeri. Sedangkan, porsi ekspor Indonesia tercatat kurang dari 20 persen.
Kondisi ini sangat berbeda dengan Singapura yang ekspornya berkontribusi sangat besar terhadap PDB.
“Singapura dan beberapa negara lain, dia akan kena dampak resesi global yang lebih besar. Singapura akan lebih rontok dibandingkan Indonesia,” ujarnya.
Suasana sepi di Changi Airport Singapura. Foto: Twitter/ @ChangiAirport
Seperti diketahui, Pemerintah Singapura telah mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi mereka masuk ke definisi resesi. Pertumbuhan ekonomi Singapura di kuartal II 2020 terpuruk di posisi minus 41,2 persen secara kuartalan (qtq).
ADVERTISEMENT
Sementara jika dibandingkan secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Singapura di kuartal II 2020 anjlok 12,6 persen (yoy), jauh lebih dalam dibandingkan kuartal I 2020 yang juga minus 0,3 persen (yoy).
Setelah Singapura, giliran Korea Selatan (Korsel) yang mengalami resesi akibat terpukulnya perekonomian karena merebaknya virus corona. Ini merupakan kali pertama perekonomian Korsel itu anjlok secara dua kuartal berturut-turut dalam 17 tahun terakhir. Sebelumnya hal serupa pernah terjadi pada tahun 2003, sementara penurunan paling tajam terjadi pada saat krisis global tahun 1998.
Bank Korea juga mengumumkan bahwa produk domestik bruto (PDB) Korsel turun sebesar 3,3 persen pada periode April hingga Juni 2020. Ekspor negara tersebut juga anjlok sebesar 16,6 persen, sedangkan impor juga merosot 7,4 persen.
ADVERTISEMENT