RMKE Akuisisi 3 Tambang di Jambi Senilai Rp 1,3 Triliun

19 Juli 2024 11:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT RMK Energy Tbk (RMKE) akuisisi 3 tambang di Jambi melalui pembelian saham yang dilakukan PT Nusantara Bara Tambang (NBT). Foto: Dok. RMK Energy
zoom-in-whitePerbesar
PT RMK Energy Tbk (RMKE) akuisisi 3 tambang di Jambi melalui pembelian saham yang dilakukan PT Nusantara Bara Tambang (NBT). Foto: Dok. RMK Energy
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan logistik batu bara, PT RMK Energy Tbk (RMKE) melakukan akuisisi 3 tambang di Jambi, Provinsi Jambi pada 16 Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Aksi korporasi ini dilakukan oleh PT Nusantara Bara Tambang (NBT) selaku anak usaha secara tidak langsung perseroan dengan cara skema pembelian saham. Sebagai catatan, RMKE memiliki saham sebesar 55 persen NBT.
Transaksi ini dilakukan melalui perjanjian jual beli saham yang ditandatangani oleh Nusantara Energy Limited (NEL) dan Nusantara (Luxembourg) SARL (NS) selaku penjual bersama dengan NBT selaku pembeli.
Nusantara Bara Tambang akan mengakuisisi seluruh saham NEL dan NS pada PT Artha Nusantara Mining (ANM) dan PT Artha Nusantara Resources (ANR) dengan nilai transaksi sebesar USD 80 juta (atau setara Rp 1,3 triliun).
Artha Nusantara Mining dan Aartha Nusantara Resource memiliki 3 anak usaha tambang PT Sinar Anugerah Sukses (SAS), PT Anugerah Jambi Coalindo (AJC) dan PT Bakti Sarolangun Sejahtera (BSS).
Proses dumping tambang batubara. Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Direktur Utama Perseroan, Vincent Saputra mengatakan transaksi akuisisi 3 tambang ini merupakan salah satu bentuk implementasi strategi RMKE untuk mendiversifikasi area geografis operasionalnya dengan melihat peluang di luar Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
“Kami melihat Jambi memiliki peluang besar untuk dioptimalkan produksi batu baranya dengan pembangunan infrastruktur yang lebih terintegrasi," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (19/7).
Vincent yakin dengan kesepakatan akuisisi ketiga tambang ini dapat mengoptimalkan potensi batu bara berkontribusi pada kinerja operasional dan keuangan RMKE ke depannya.
Ketiga tambang ini berlokasi di Jambi dan memiliki potensi 537,7 juta ton batu bara dengan proven reserves (cadangan batu bara saat ini) sekitar 180 juta ton pada stripping ratio 3:1. Ketiga tambang tersebut secara total telah memproduksi batu bara sebesar 700 ribu MT batu bara pada tahun lalu.
Berbagai fasilitas pelayanan jasa logistik batu bara PT RMK Energy Tbk (RMKE). Foto: RMKE
Sebagai catatan, Stripping ratio adalah rasio antara volume tanah yang harus digali atau dibuang untuk mendapatkan satu ton batu bara yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Semakin tinggi stripping ratio, semakin banyak tanah yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan jumlah batu bara yang sama. Jadi, stripping ratio memengaruhi efisiensi dan produktivitas tambang batu bara.
Bersama dengan grup usahanya, RMKE akan membangun beberapa fasilitas logistik yang terintegrasi seperti di area operasional Perseroan di Sumatera Selatan. Ketiga tambang tersebut akan terintegrasi dengan hauling road sepanjang 109 km, stockpiles, loading conveyor, hingga pelabuhan (jetty).
Direktur Operasional RMKE, William Saputra juga menjelaskan kondisi cuaca yang semakin ramah pada semester kedua tahun ini membuat volume segmen jasa dan penjualan batu bara pada bulan Juni 2024 terus meningkat signifikan.
Julius Caesar Samosir selaku Head of Investor Relations bersama Finance Director Vincent Saputra, President Director Tony Saputra, dan Operational Director PT RMK Energy Tbk William Saputra dalam acara Press Conference Performance 3Q 2022 di Jakarta. Foto: Dok. RMK Energy
Volume muatan batu bara ke tongkang pada bulan Juni mencapai volume tertinggi selama RMKE beroperasi. Ia pun optimis kinerja perseroan dapat terjaga pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
“Dengan transaksi akuisisi 3 tambang ini, akan mendukung RMKE untuk meningkatkan produksi batu bara in-house hingga 2,2 juta MT atau meningkat sebesar 1,2 juta MT dari produksi in-house tahun lalu. Dengan produksi batu bara in-house yang meningkat, Perseroan optimistis dapat menjual batu bara sebesar 3,3 juta MT pada tahun ini,” tambah William.