Romansa Pelabuhan Belawan: Nuansa Masa Lalu dan Kini di Selat Malaka

31 Mei 2024 10:26 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pelabuhan Belawan di Sumatera Utara. Foto: Dok. Pelindo Multi Terminal
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pelabuhan Belawan di Sumatera Utara. Foto: Dok. Pelindo Multi Terminal
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang-orang Persia hingga Arab tampak melihat ke kanan dan ke kiri. Mengendus aroma terbaik nan menyenangkan dari rempah khas Nusantara.
ADVERTISEMENT
Sementara orang lokal dengan semangat berteriak:
“Dicoba yang ini, Tuan. Ini yang terbaik untuk dibawa ke kampung halaman Tuan nun jauh di sana,” kata para pedagang yang menawarkan komoditasnya ke para saudagar di kapal besar.
Begitulah kira-kira gambaran Selat Malaka di sekitar abad ke-15 M.
Ramai, hiruk pikuk, tak cuma pedagang rempah berkumpul. Ada juga pedagang keramik, tekstil, lilin, sutra, hingga gaharu.
Wajar, sebab Selat Malaka kala itu merupakan jalur penghubung dunia barat maupun timur. Mereka dari berbagai penjuru dunia saling berinteraksi di selat yang menghubungkan Laut Andaman (Samudra Hindia), Laut China Selatan, dan Samudra Pasifik itu.
Romantisme masa lalu itu seperti ingin dilahirkan kembali oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo. Mereka ingin menjadikan Pelabuhan Belawan di bagian utara Pulau Sumatera itu menjadi pintu gerbang perdagangan di Selat Malaka.
ADVERTISEMENT
Dulunya, pelabuhan di Indonesia di bawah pengawasan 4 BUMN yakni Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV. Hingga pada Oktober 2021, keempatnya digabungkan. PT Pelindo (persero), begitu penamaan barunya.
Di momen yang sama, dibentuk pula 4 sub holding. Masing-masing subholding ini berfokus pada tugasnya.
Misalnya, untuk petikemas dinaungi oleh Sub Holding PT Terminal Peti Kemas atau SPTP. Sementara, nonpetikemas oleh Sub Holding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT).
Dua lainnnya ada pula Sub Holding Pelindo Jasa Maritim yang berpusat di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan Sub Holding Pelindo Solusi Logistik di Jakarta.
Nuansa sejumlah pelabuhan di Indonesia memang berubah dua tahun usai merger. Seperti SPMT memiliki 3 Brench yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Pelabuhan Tanjung Priok, dan PT Pelindo Multi Terminal.
ADVERTISEMENT
Transformasi besar-besaran pun dilakukan demi mencapai target pemerintah mengejar biaya logistik 9 persen pada tahun 2045. Mulai dari memodernisasi infrastruktur, efisiensi manajemen, hingga memaksimalkan pelabuhan nonpetikemas.
“Bukan perubahan, tapi penggunaannya. Mungkin selama ini alat yang digunakan kurang tepat atau belum tepat kita slot ulang kita planning sesuai kegiatan bongkar muat,” kata Spokesperson SPMT Farid Chairmawan kepada kumparan pada Selasa (28/5).
Transformasi tersebut dimulai dari gate di tiap pelabuhan nonpetikemas. SPMT kini mengubah fungsi gate bukan hanya sekadar pintu masuk.
“Dulu pelabuhan gate Terminal Multi Purpose hanya pintu masuk, sekarang menjadi titik verifikator kegiatan bongkar muat. Dulu gate hanya akses keluar masuk itu berpengaruh pada traffic di dalam,” ujar Farid.
Sebab, ia menjelaskan kegiatan bongkar muat seperti beras hingga semen dalam jumlah besar itu membutuhkan ratusan truk. Sehingga, gate harus di-setting otomatis.
ADVERTISEMENT
“Karena kegiatan beras, semen, dikatakan misal cargonya 10 ribu ton, sedangkan 1 truk kan 30 ton, itu kan berarti ratusan truk, itu kalau enggak di-maintenance dengan baik akan crowded” katanya.
“Inilah yang direncanakan secara sistem sampai ke pengaturan waktu kapan truk bisa masuk ke pelabuhan. Dengan gate otomatis akan berdampak kepada kelancaran proses bongkar muat,” sambung dia.
Suasana pelabuhan Belawan di Sumatera Utara. Foto: Dok. Pelindo Multi Terminal
Alat-alat bongkar muat pun diremajakan. SPMT juga menerapkan sistem full pemantauan dengan menghadirkan command center untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.
Terpenting, menurut Farid, membiasakan para buruh dan karyawan yang bekerja di bawah naungan SPMT untuk bekerja profesional. Mereka pun berupaya mewujudkannya dengan menghadirkan fasilitas kerja yang mumpuni.
“Jadi hal kecil seperti memastikan adanya seperti briefing, induction, itu kan memastikan semuanya standby. Kemudian pembuatan shelter di area operasional sebagai tempat istirahat, pembuatan musala, ini berdampak pada singkatnya waktu istirahat,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Jadi (dengan begitu) operasional bisa dimulai lebih tepat waktu. Nah hal begini yang berpengaruh pada peningkatan produktivitas bongkar muat Terminal Multi Purpose,” sambungnya.
Belawan Gerbang RI di Selat Malaka
Transformasi ini juga terlihat di salah satu pelabuhan penting di bawah SPMT yakni Pelabuhan Belawan di Medan, Sumatera Utara.
Awal cerita, SPMT menggaet investor pendanaan dari dalam negeri yakni Konsorsium Indonesia Investment Authority (INA). INA kemudian bekerja sama dengan pengelolaan Pelabuhan Belawan dengan DP World.
DP World ialah perusahaan logistik multinasional yang berbasis di Uni Emirat Arab pada 24 Agustus 2022.
Untuk mewujudkan Pelabuhan Belawan sebagai gateway logistik di Selat Malaka, maka ia harus menjadi pusat koneksi terminal dan pelabuhan kecil di utara Sumatera.
ADVERTISEMENT
“Salah satu target Pelindo pasca merger adalah mendukung pengembangan infrastruktur pelabuhan yang lebih terkoordinasi, sehingga dapat memperkuat konektivitas maritim dan hilirisasi industri. Kerja sama Pelindo dengan Konsorsium INA ini akan mengakselerasi pengembangan Pelabuhan Belawan dengan standar layanan internasional, yang memungkinkannya untuk meningkatkan peran dari pelabuhan feeder menjadi pintu gerbang logistik di Sumatera bagian utara,” kata Direktur Utama PT Pelindo Arif Suhartono.
“Dengan demikian, pelabuhan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing produk-produk unggulan Pulau Sumatera dan berkontribusi pada penurunan biaya logistik secara bertahap,” sambung dia.
Suasana pelabuhan Belawan di Sumatera Utara. Foto: Dok. Pelindo Multi Terminal
Saat ini, pengelolaan di Pelabuhan Belawan masih terbagi menjadi 2. Yakni pelabuhan petikemas dan nonpetikemas. Koordinasi pekerjaan bongkar mulai dari waktu sandar kapal hingga operasional pun harus dikelola dengan baik. Hal ini guna mengembalikan nuansa romantisme kesibukan pelabuhan abad 15 Masehi.
ADVERTISEMENT
Branch Manager Pelabuhan Belawan, Aditya Dusmar, mengungkap produktivitas meningkat usai adanya merger. Sisi dermaga pelabuhan nonpetikemas dengan panjang 3,5 km pun makin ramai aktivitas bongkar muat.
Dari data di atas bisa dilihat, pengangkutan di Pelabuhan Belawan meningkat dalam 2 tahun. Paling terasa kenaikannya adalah general cargo yakni 67 persen.
Tak mau kalah, pengangkutan komoditas curah kering seperti batubara, biji-bijian, dan logam, juga mengalami peningkatan signifikan sampai 41 persen.
Aditya menjelaskan, ada standar yang harus diamini oleh para perusahaan logistik bila mau menggunakan pelabuhan nonpetikemas di Belawan. Hal ini juga menjadi faktor penting peningkatan produktivitas.
“Pembagian waktu sandar kalau untuk nonpetikemas berdasarkan namanya kalkulasi etmal. Contohnya misal di nonpetikemas ya itu misalkan pelayanan bongkar curah kering, cargonya misal pupuk. Dia sandar di dermaga ujung baru, nah dia itu minimal ada standar produktivitas di dermaga tersebut yang telah ditetapkan oleh Pelabuhan,” ujar Additya saat dihubungi terpisah.
ADVERTISEMENT
“Itu yang mempengaruhi performance kapal tersebut untuk pelayanan bongkar muat.”
Peningkatan produktivitas ini tentunya juga berujung ke kenaikan pendapatan Pelabuhan Belawan.
Namun pada akhirnya bukan hanya itu yang dituju oleh SPMT. Transformasi secara humanis juga menjadi sisi penting yang dikedepankan.
Saat ini, para pekerja hingga buruh juga dijamin keselamatannya. Ada jembatan khusus bagi mereka yang melakukan aktivitas bongkar muat untuk meminimalisasi angka kecelakaan kerja.
SPMT juga saat ini sudah melakukan proses monitoring secara digital di Pelabuhan Belawan dan 15 lainnya. Hal ini guna memastikan para pekerja bisa selamat dalam menunaikan tugasnya.
Sejumlah petugas mengawasi keamanan di pelabuhan Belawan di Sumatera Utara. Foto: Dok. Pelindo Multi Terminal
“Monitoring ini kita bisa sampaikan sekarang bahwa monitoring operasional Terminal Multi Purpose itu sekarang sudah dilakukan terpusat di lokasi planning and control, jadi kita sudah digital. Kami sudah memasang CCTV di seluruh area operasional dan itu live dipantau tim planning and control,” kata Farid Chimawan.
ADVERTISEMENT
“Jadi memantau mulai dari bongkar muat, kapal di dermaga, ada tidak penggunaan APD seperti helm rompi juga traffic management flow kegiatan dipantau dari situ,” tutupnya.
Sebab, pada akhirnya, romantisme Pelabuhan Belawan sebagai pintu gerbang Indonesia di Selat Malaka juga harus berpulang pada kejayaan pekerjanya.