Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Rosan Sebut Apple Tak Investasi Langsung di RI, Tapi Melalui Vendor
31 Januari 2025 11:35 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menegaskan investasi yang masuk ke Indonesia terkait Apple bukan berasal langsung dari perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu, melainkan dari vendor-vendornya.
ADVERTISEMENT
Menurut Rosan, model investasi tersebut sama dengan yang diterapkan Apple di negara-negara lain, seperti India, Vietnam, dan Malaysia.
“Yang investasi itu bukan Apple, tapi adalah vendornya Apple. Karena itu yang mereka lakukan, baik di India, di Vietnam, di Malaysia, Indonesia, bukan Apple," kata Rosan di kantornya, Jumat (31/1).
Rosan mengatakan Kementerian Investasi terus berkomunikasi dengan Apple terkait proses investasi. Hingga saat ini, salah satu vendor Apple sudah melakukan pembelian tanah di Batam untuk membuat pabrik AirTag atau perangkat pelacak yang dikembangkan oleh Apple.
Rosan menjelaskan, Apple dikenal memiliki rantai pasok yang luas dan kompleks. Produk-produk mereka, seperti iPhone, MacBook, dan perangkat lainnya, dibuat melalui kerja sama dengan ratusan vendor yang tersebar di berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Vendor-vendor ini berperan dalam menyediakan komponen dan merakit produk Apple, tanpa Apple harus berinvestasi langsung dalam bentuk pabrik atau fasilitas produksi di setiap negara.
Menurut Rosan, satu unit iPhone saja bisa melibatkan hingga 320 vendor dari berbagai belahan dunia. Di negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam, jumlah vendor yang beroperasi untuk Apple berkisar antara 35 hingga 40 perusahaan. Sementara itu, di Indonesia, saat ini baru ada satu vendor yang berinvestasi.
"Kita ingin menjadi bagian dari value chain sendiri. Jadi, untuk meyakinkan mereka, selama ini kita coba meyakinkan, karena tidak mudah. Ya Alhamdulillah, sekarang mereka berinvestasi," kata Rosan.
Masuknya vendor Apple diharapkan menjadi langkah awal untuk menarik lebih banyak investasi dari perusahaan yang bergerak di sektor serupa.
ADVERTISEMENT
"Saya yakin mungkin di first quarter (kuartal I 2025) akan ada investasi yang cukup besar dari perusahaan Amerika lainnya," ujarnya.
Masuknya vendor Apple ke Indonesia tidak hanya berpengaruh terhadap sektor manufaktur. Melainkan juga berpotensi menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekspor.
Menurut Rosan, investasi ini akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja. Selain itu, sekitar 65 persen dari produksi yang dihasilkan oleh vendor tersebut akan diekspor, sehingga berkontribusi pada peningkatan ekspor nasional.
Lebih lanjut, ia menyebut nilai ekspor dari investasi ini diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. "Ini akan meningkat dari USD 1 miliar ke USD 2 miliar, sampai dengan USD 10 miliar nanti dalam waktu yang tidak lama," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni mengatakan, nilai riil investasi pabrik AirTag di Batam hanya USD 200 juta atau sekitar Rp 3,25 triliun.
“Berdasarkan assessment teknokratis kami, nilai riil investasi pabrik AirTag Apple di Batam hanya USD 200 juta. Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi USD 1 miliar dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami,” ujar Febri dalam keterangan tertulis, Kamis (23/1).
Ia melanjutkan, komponen proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku tidak dapat dimasukkan sebagai capex (capital expenditure) investasi. Nilai investasi diukur hanya dari capex, yang terdiri dari pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi.
Live Update