news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rudiantara, Mantan Menkominfo yang Akan Jadi Dirut PLN

26 November 2019 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menkominfo, Rudiantara. Foto: Aulia Rahman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menkominfo, Rudiantara. Foto: Aulia Rahman/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dikabarkan bakal menjadi Direktur Utama PT PLN (Persero). Namanya sudah masuk hingga Tim Penilai Akhir (TPA).
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Saat ini pihak istana sudah memberikan lampu hijau, keputusan lebih lanjut berada di tangan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Mudah-mudahan segera dilantik. Yang jelas saya sudah tanda tangan. Sudah selesai. Bolanya di Menteri BUMN," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/11).
Adapun kursi Dirut PLN masih kosong sejak Sofyan Basir mengundurkan diri pada 29 Mei 2019 lalu. Saat ini PLN dipimpin oleh Pelaksana Tugas Dirut, yakni Sripeni Inten Cahyani.
“Iya, kita dukung. Kita dukung (Rudiantara menjadi Dirut PLN),” kata Sripeni Inten di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/11).
Berikut fakta seputar Rudiantara akan menduduki kursi Dirut PLN yang dirangkum kumparan, Selasa (26/11):
ADVERTISEMENT
1. Pernah Jadi Wadirut PLN
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika tersebut bukan wajah asing di PLN. Pada 2008-2009, Rudiantara pernah menjadi Wakil Direktur Utama PLN.
Di BUMN kelistrikan ini, Rudiantara punya peran besar dalam pengumpulan dana untuk pembangunan pembangkit listrik 10 ribu Megawatt (MW) alias Fast Track Program (FTP) I pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rudiantara juga sudah pernah berkiprah di berbagai BUMN. Mulai dari Indosat (yang dahulu berstatus BUMN), Telkomsel, hingga Semen Gresik. Sebagian besar kariernya dihabiskan di industri telekomunikasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kanan) usai menjenguk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Lulusan S1 Statistik Universitas Padjadjaran ini pernah menjadi General Manager Business Development Indosat. Setelah bertahan 10 tahun di Indosat, ia pindah ke Telkomsel dan berhasil mencapai level eksekutif. Rudiantara juga pernah menjadi direktur di PT Excelcomindo Pratama Tbk yang kini dikenal sebagai PT XL Axiata Tbk. Sedangkan di Semen Gresik, ia pernah mencicipi kursi Wakil Direktur Utama.
ADVERTISEMENT
Terakhir sebelum diangkat menjadi Menkominfo pada 2014, Rudiantara adalah Komisaris Independen PT Indosat Tbk. Tak lagi jadi menteri untuk periode 2019-2024, Rudiantara akan kembali memimpin korporasi. Tapi bukan perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, melainkan PLN yang pernah ditinggalkannya 1 dekade lalu.
2. Punya Tugas Hadapi Mafia
Ketika nantinya memang menjabat Dirut PLN, terdapat banyak tantangan yang akan dihadapi Rudiantara. Mulai dari penyelesaian program pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt (MW), mencegah terulangnya mati listrik massal (blackout) seperti pada Agustus 2019 lalu, menjaga tarif listrik agar tetap terjangkau, hingga memberantas mafia proyek listrik.
"Tampaknya sudah hampir pasti Rudiantara akan ditetapkan sebagai Dirut PLN. Tantangannya, di antaranya penyelesaian proyek 35.000 MW, zero blackout, penggunaan EBT untuk pembangkit listrik, dan penyelesaian holding PLN, serta memberantas Mafia Proyek Listrik," kata Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, kepada kumparan, Senin (25/11).
ADVERTISEMENT
Fahmy mengingatkan, tantangan terbesar yang harus dihadapi seorang Dirut PLN adalah mafia proyek kelistrikan. Banyak Dirut PLN yang tergoda hingga akhirnya tersandung kasus hukum karena terlibat dalam permainan mafia. Jika tak hati-hati, Rudiantara bisa bernasib serupa.
"Seorang Dirut PLN harus punya komitmen dan keberanian melawan Mafia Proyek Listrik. Pasalnya, sebagian besar Dirut PLN bukannya melawan Mafia Proyek, tetapi malah terseret ke dalam perburuan rente di proyek PLN sehingga harus berurusan dengan Kejaksaan Agung dan KPK," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi VII yang menjadi mitra kerja PLN, Sugeng Suparwanto berharap, sosok yang menjabat posisi Dirut PLN harus berkapabilitas dan berintegritas. Menengok PLN merupakan BUMN yang memiliki banyak godaan.
“Kita hanya berharap orang yang duduk di PLN adalah orang-orang yang punya kapasitas, kapabilitas, dan integritas itu penting juga. Integritas bisa diukur dari rekam jejaknya, kapasitas juga bisa apalagi ini PLN menyangkut tentang publik demikan strategisnya,” kata Sugeng di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/11).
ADVERTISEMENT
Sugeng mengatakan bahwa mengemban tugas sebagai Dirut PLN tidak mudah. Sebab, kata Sugeng, PLN tidak hanya memikirkan produksi listrik tetapi juga menyalurkannya, sampai menetapkan tarif yang terjangkau untuk masyarakat.
“PLN sebagai perusahaan, sebagai BUMN tidak boleh rugi akan tetapi juga menjalankan fungsi-fungsi sosial,” ujar Sugeng.