Rugi Bersih Blibli (BELI) Tembus Rp 3,64 Triliun di 2023, Turun 33,5 Persen

31 Maret 2024 16:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Blibli baru. Foto: Blibli
zoom-in-whitePerbesar
Logo Blibli baru. Foto: Blibli
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emiten teknologi Grup Djarum, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli mencatatkan rugi bersih senilai Rp 3,64 triliun pada 2023. Rugi tersebut menurun 33,5 persen dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 5,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Blibli membukukan pendapatan neto senilai Rp 14,71 triliun di tahun 2023, menurun 3,6 persen dibanding tahun 2022 senilai Rp 15,26 triliun. Ritel online menyumbang kontribusi terbesar terhadap pendapatan neto yaitu senilai Rp 8,68 triliun.
Kemudian, pendapatan dari toko fisik senilai Rp 4,3 triliun dan institusi senilai Rp 2,64 triliun. Sedangkan beban pokok pendapatan juga turun 12,32 persen menjadi Rp 12,31 triliun.
Perusahaan membukukan laba bruto senilai Rp 2,4 triliun. Namun dengan adanya beban umum dan administrasi senilai Rp 3,7 triliun dan beban lainnya senilai Rp 94,86 miliar, menyebabkan rugi usaha Blibli terbentuk senilai Rp 3,58 triliun.
Rugi tahun berjalan Blibli tercatat senilai Rp 3,68 triliun, dan total akumulasi defisit mencapai Rp 23,49 triliun. Manajemen menyiapkan sederet rencana untuk memperbaiki kondisi keuangan.
ADVERTISEMENT
“Melakukan efisiensi dan optimalisasi biaya pemasaran dan biaya operasional. Melakukan negosiasi syarat kerja sama penjualan dan pembelian untuk barang atau jasa yang lebih kompetitif,” tulis manajemen dalam laporan keuangan, dikutip Minggu (31/3).
Selain itu, Blibli memperkuat portofolio segmen bisnis yang memiliki potensi pasar yang tinggi dan tingkat keuntungan kotor yang lebih besar. Perusahaan juga meningkatkan kinerja integrasi operasi antar anak perusahaan dalam strategi omnichannel ecosystem.
Total aset yang dimiliki Blibli turun menjadi Rp 12,84 triliun. Jumlah liabilitas BELI mencapai Rp 4,99 triliun, terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp 4,05 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp 944,96 miliar.