Rugi Bersih GOTO di 2022 Naik Jadi Rp 40 Triliun

20 Maret 2023 17:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Kemenko Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddi, President Unit bisnis On-Demand-Service GoTo, Catherine Hindra Sutjahyo, dan Ekonom UI, Fithra Faisal Hastiadi. Foto: Rian Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Kemenko Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddi, President Unit bisnis On-Demand-Service GoTo, Catherine Hindra Sutjahyo, dan Ekonom UI, Fithra Faisal Hastiadi. Foto: Rian Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan laporan keuangan perusahaan di kuartal IV dan sepanjang 2022. Dalam laporannya, GoTo masih mencatatkan rugi bersih Rp 40,4 triliun di 2022.
ADVERTISEMENT
Jika dihitung lebih rinci, kerugian GoTo di 2022 naik hingga 56 persen secara tahunan (yoy) dari pencapaian 2021 yakni Rp 25,9 triliun.
Sementara untuk di kuartal IV 2022, GoTo menyampaikan masih merugi hingga Rp 19,5 triliun. Jumlah itu juga meningkat dibanding kuartal IV 2021 yang saat itu sebesar Rp 10,2 triliun.
Kenaikan itu dikarenakan beberapa aspek non kas-kas maupun peristiwa yang hanya dilakukan satu kali, yang tidak mencerminkan kinerja bisnis inti perseroan.
Aspek-aspek tersebut mencakup penurunan nilai goodwill (goodwill impairment) sebesar Rp 11 triliun terkait dengan penggabungan Gojek dan Tokopedia, investasi di JD, serta peningkatan beban kompensasi berbasis saham. Ini dikarenakan adanya penyesuaian asumsi masa kerja karyawan, serta beban restrukturisasi.
ADVERTISEMENT
Dengan mengesampingkan beban tersebut, rugi bersih kuartal keempat 2022 adalah sekitar Rp 6,5 triliun, dengan perbaikan 36 persen persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan 3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo mengeklaim, pertumbuhan pendapatan masih tetap tercapai di tengah implementasi strategi pengurangan insentif serta pemasaran produk.
"Saat ini fokus kami adalah membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang. Selama dua bulan pertama tahun 2023, kami melihat pertumbuhan yang lebih pesat," tuturnya.