Rugi Rp 7,38 Triliun, Bos Waskita Jamin Proyek Jalan Tol Lanjut

8 April 2021 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu bagian proyek tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar di Jawa Timur, yang digarap Waskita Karya. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu bagian proyek tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar di Jawa Timur, yang digarap Waskita Karya. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
Manajemen PT Waskita Karya Tbk (WSKT) merasa tahun lalu menjadi sebuah derita yang tak bisa dihindari. Akibat pandemi COVID-19, kinerja keuangan perseroan tertekan. Waskita Karya rugi Rp 7,37 triliun sepanjang 2020. Beban bunga pinjaman juga meningkat 31 persen menjadi Rp 4,74 triliun.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengungkapkan, pihaknya akan melakukan segala upaya untuk memperbaiki lini bisnis perusahaan. Pertama, perusahaan akan menjual ruas-ruas yang dilirik investor. Di saat bersamaan, Waskita Karya tetap melanjutkan pembangunan proyek jalan tol.
"Ada 5 ruas yang masih terus dikejar pembangunannya," katanya dalam konferensi pers virtual bertajuk mengukur infrastruktur Waskita, Kamis (8/4).
Dirut Waskita Karya Destiawan Soewardjono, Foto: Waskita Karya
Selanjutnya, perusahaan akan melakukan restrukturisasi besar-besaran dalam hal keuangan, struktur perusahaan hingga perbankan. Direktur Keuangan Waskita Karya, Taufik Hendra Kusuma yakin upaya ini akan memperbaiki fundamental bisnis perusahaan.
Bahkan, ia menyatakan upaya ini mampu menutupi beban utang melonjak pada tahun lalu.
"Ini butuh waktu dan diskusi masih cukup intensif soalnya masih ada 52 bank, butuh waktu. Mudah-mudahan kami bisa sepakat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Asal tahu saja, Waskita Karya mencatatkan kerugian Rp 7,37 triliun pada laporan keuangan 2020. Angka ini memburuk dibandingkan 2019 yang masih mencatatkan laba bersih senilai Rp 938,14 miliar. Anjloknya kinerja keuangan BUMN yang masif membangun dan mengakuisisi jalan tol ini tak lepas dari turunnya pendapatan usaha, yakni sebesar 48 persen ke posisi Rp 16,19 triliun.