Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rugi WIKA Melonjak 11.860 Persen Jadi Rp 7,12 T di 2023, Ini Penyebabnya
4 April 2024 19:42 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA membukukan rugi bersih senilai Rp 7,12 triliun pada tahun 2023. Rugi tersebut naik 11.860 persen yoy dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 59,59 miliar.
ADVERTISEMENT
Melonjaknya rugi tersebut disebabkan beban keuangan naik menjadi Rp 3,2 triliun dan beban lain-lain mencapai Rp 5,4 triliun. Naiknya beban lain-lain disebabkan kerugian penurunan nilai mencapai Rp 3,26 triliun.
Perusahaan membukukan pendapatan senilai Rp 22,53 triliun atau naik 4,9 persen dibandingkan tahun 2022 senilai Rp 21,48 triliun. Segmen infrastruktur dan gedung menyumbang pendapatan terbesar senilai Rp 11,85 triliun.
Lini bisnis WIKA lainnya yaitu industri senilai Rp 5,01 triliun, energi dan industrial plant senilai Rp 4,1 triliun, hotel senilai Rp 869,19 miliar, realty dan properti senilai Rp 600,4 miliar dan investasi senilai Rp 83,86 miliar.
Rencana manajemen dalam mengatasi kerugian adalah restrukturisasi keuangan, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko, percepatan penagihan piutang bermasalah, assets recycling, perbaikan portofolio orderbook, penurunan operating expenses dan penurunan saldo supply chain financing (SCF); dan penguatan struktur permodalan.
ADVERTISEMENT
“Manajemen grup berkeyakinan bahwa rencana yang disusun dan langkah-langkah yang dilaksanakan tersebut di atas dapat berjalan secara efektif,” kata manajemen dalam laporan keuangan, dikutip Kamis (4/4).
WIKA masih mempertahankan kelangsungan hidupnya bergantung pada dukungan keuangan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemegang saham grup.
Total aset yang dimiliki WIKA mencapai Rp 65,98 triliun. Jumlah liabilitas mencapai Rp 56,4 triliun, terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp 38,43 triliun dan jangka panjang senilai Rp 17,97 triliun.