Rupiah Berpotensi Tembus Rp 17.000 per Dolar AS Imbas Perang Dagang Trump

4 Februari 2025 13:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas menunjukan pecahan Dolar AS dan Rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Kwitang, Jakarta, Senin (9/12/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) masih mengalami volatilitas dan berpotensi melemah hingga menembus Rp 17.000 per USD. Terutama imbas sentimen eksternal seperti kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump dan ketidakpastian ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (4/2) pukul 12.51 WIB, rupiah tercatat menguat 75 poin atau 0,46 persen ke level Rp 16.373 per USD. Namun, Pengamat Pasar Uang dari Investindo, Ariston Tjendra, menilai pergerakan rupiah masih sangat dipengaruhi faktor eksternal yang dapat dengan cepat mendorong pelemahan atau penguatan nilai tukar.
"Rupiah vs dolar AS masih volatil, tergantung penggerak utama dari kebijakan Trump, suku bunga acuan AS, situasi perang dagang, situasi perang bersenjata, dan lain-lain. Sentimen ini bisa dengan cepat mendorong pelemahan ataupun penguatan nilai tukar rupiah vs dolar AS," kata Ariston kepada kumparan, Selasa (4/2).
Ia menambahkan, kebijakan Trump dalam perang dagang dapat memicu suku bunga AS bertahan tinggi. Pada akhirnya, kebijakan tersebut bakal menekan rupiah.
ADVERTISEMENT
"Dari sentimen Trump dan perang dagang yang bisa memicu suku bunga AS bertahan, bisa mendorong rupiah terus tertekan dan mungkin bisa ke Rp 17.000," ujarnya.
Mengutip Reuters, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai perang tarif per 1 Februari 2025. Korban pertamanya Kanada, Meksiko, dan China. Namun, perang tersebut ditunda. Kesepakatan ini bertujuan untuk menekan arus perdagangan narkotika ilegal.
Kanada setuju untuk mengerahkan teknologi dan personel baru di sepanjang perbatasannya dengan Amerika Serikat dan meluncurkan upaya kerja sama untuk memerangi kejahatan yang terorganisir, penyelundupan fentanil, dan pencucian uang.
Meksiko setuju untuk memperkuat perbatasan utaranya dengan 10.000 anggota Garda Nasional untuk membendung aliran migrasi ilegal dan narkoba. Sedangkan Amerika Serikat juga membuat komitmen untuk mencegah perdagangan senjata bertenaga tinggi ke Meksiko.
ADVERTISEMENT
"Sebagai Presiden, adalah tanggung jawab saya untuk memastikan keselamatan semua orang Amerika, dan saya melakukan hal itu. Saya sangat senang dengan hasil awal ini," kata Trump.
Kesepakatan tersebut juga mencegah timbulnya perang dagang yang diprediksi para ekonom akan merusak ekonomi semua yang terlibat dan membuat harga yang lebih tinggi bagi konsumen.