Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rupiah Bisa Tembus Rp 16.100, Terpengaruh Trump yang Segera Umumkan Menkeu AS
21 November 2024 14:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah diperkirakan bisa melemah lebih dalam ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pergerakan mata uang Paman Sam disebut akan kembali menguat lantaran ada kegaduhan di pasar AS.
ADVERTISEMENT
Mengutip data Bloomberg, Kamis (21/11), pukul 14:00 WIB, rupiah melemah Rp 15.928 per dolar AS , melemah 58 poin (0,37 persen). Sementara pada pukul 12:26 WIB, rupiah sempat di posisi Rp 15.944,50 per dolar AS atau turun 0,47 persen.
"Kemungkinan besar bisa di atas Rp 16.100 besok. Kalau saya lihat dari kondisi eksternal yang begitu kuat membuat rupiah kemungkinan melemah," katanya Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, saat dihubungi kumparan.
Dia mengatakan sejumlah sentimen mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Dari faktor eksternal karena investor di luar negeri khawatir Bank Sentral AS, Federal Reserve, akan kembali menahan suku bunga AS yang akan diumumkan bulan ini untuk periode Desember 2024. Apalagi, kata dia, kemarin salah satu pejabat Fed memaparkan visi dan misi arah kebijakan moneter AS.
ADVERTISEMENT
"Kemungkinan besar inflasi akan naik signifikan, sehingga tekanan harga akan terus naik dan di situlah Fed akan hentikan suku bunga. Nah ini yang membuat kegaduhan bagi para investor yang buat indeks dolar AS naik," katanya.
"Karena sebelumnya Trump juga umumkan Menteri Pertahanan AS bukan dari orang militer, tapi orang media. Ini yang membuat kecewa pasar dan kemungkinan Menkeu AS diumumkan oleh Trump juga bukan dari orang finance," jelasnya.
Lainnya, tentang geopolitik di Eropa, perang Ukraina-Rusia usai AS izinkan Presiden Zelensky menggunakan rudal jarak jauh untuk serang Rusia menjadi situasi global tak menentu. Walaupun ada kemungkinan mereka kalah karena tak akan mendapatkan dukungan lagi dari AS setelah Trump diangkat jadi presiden.
ADVERTISEMENT
"Lalu inflasi di Eropa, ini juga akan mengalami kenaikan signifikan sehingga ada kemungkinan Bank of England enggak turunkan suku bunga sama seperti Fed. Kemungkinan hanya Bank of Japan akan menaikkan. Ini kegaduhan-kegaduhan yang buat dolar AS kuat," jelasnya.