Rupiah Digital Diproyeksi Tak Akan Picu Lonjakan Inflasi

6 Desember 2022 17:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berbicara dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berbicara dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Ekonom Bank BCA, David Sumual memproyeksi rupiah digital tak akan memicu laju inflasi di Indonesia. Justru, semakin memudahkan masyarakat untuk berbelanja.
ADVERTISEMENT
"Enggak terlalu banyak pengaruh seharusnya, karena hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk lain," kata David kepada kumparan, Selasa (6/12).
David menjelaskan, inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi terjadi bila barang menghilang dari pasaran, namun permintaan terhadap barang tersebut tinggi.
Dia mencontohkan, beras akan mengalami inflasi ketika barang hilang di pasaran namun permintaan meningkat. "Itu hukum penawaran dan permintaan," sambung David.
Di sisi lain, David menilai, hadirnya rupiah digital dapat mempermudah transaksi masyarakat sehari-hari. Sebab, masyarakat dapat membeli berbagai hal tanpa perlu memiliki uang kertas.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan, digital rupiah merupakan alat pembayaran yang sah. Bahkan bisa digunakan untuk membeli rumah atau belanja di platform Metaverse.
ADVERTISEMENT
"Rupiah digital bisa untuk beli sepatu, bisa untuk beli rumah, mobil, dan untuk beli barang di metaverse. Bedanya dengan uang kertas, saat ini itu tidak bisa digunakan untuk membeli di metaverse," kata Perry dalam Talkshow Rangkaian BIRAMA: Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital di Kompleks BI, Senin (5/12).
Tak hanya itu, nantinya jumlah rupiah digital yang dikeluarkan juga akan sama dengan yang selama ini diedarkan oleh BI. Artinya, adanya rupiah digital tak akan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Justru, uang kartal nantinya akan berkurang secara bertahap di masyarakat dan diganti dengan rupiah digital.
Lebih lanjut, kata Perry, secara prinsip digital rupiah sama dengan yang uang logam dan kertas. Nantinya, dalam uang digital, terdapat logo Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk memuat foto pahlawan, seperti Soekarno dan Mohammad Hatta.
ADVERTISEMENT
"Bedanya, kalau rupiah digital itu semua terenkripsi, NKRI dan feature-feature kekayaan Indonesia yang ada dalam uang logam dan kertas saat ini dalam bentuk digital, terenskripsi, menggunakan coding," terang Perry.