Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Rupiah Diprediksi Tertekan Usai Trump Dilantik, BI Beberkan Langkah Stabilitas
2 Desember 2024 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, memproyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan mengalami tekanan usai Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS pada Januari 2025. Bahkan menurutnya, tekanan ini bisa terjadi hingga enam bulan, sama seperti periode pertama Trump menjabat sebagai Presiden AS.
ADVERTISEMENT
"Kalau dilihat dari sisi outlooknya, pressure masih akan cukup besar, tergantung USD. Periode pertama Trump volatility-nya 1-6 bulan luar biasa, setelah itu market bisa baca dan normalisasi," ujar Andry dalam Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2024 di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Senin (2/12).
Selain itu, Andry juga memproyeksi terdapat kebijakan AS di luar prediksi pasar. Namun menurutnya, hal ini dinilai akan menambah suplai valas di pasar domestik.
"Sehingga ini perlu sinergi lagi (Bank Indonesia) dengan pemerintah, bagaimana instrumen-instrumen dibuka lebih banyak lagi," jelasnya.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Firman Mochtar menjelaskan, Bank Sentral akan terus menjaga stabilitas rupiah terhadap dolar AS. Salah satunya dengan melakukan intervensi.
ADVERTISEMENT
"Tentunya kita tidak mau rupiah bergerak dengan volatilitas yang tinggi. Upaya ini kita lakukan melalui intervensi," kata Firman.
BI juga melakukan strategi ke depan melalui penetapan suku bunga atau BI Rate dan intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pasar sekunder.
"Bagaimana kita memberikan, menetapkan BI Rate yang sesuai upaya tersebut. Saat ini kita tahan dulu dengan pertimbangan fokus pada stabilitas," pungkasnya.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di Rp 15.905, melemah 58,00 poin atau 0,37 persen.