Rupiah Kian Melemah, Gubernur BI Sebut Akibat Arah Kebijakan Trump

18 Desember 2024 15:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyimak pertanyaan wartawan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (16/10/2024).  Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyimak pertanyaan wartawan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan nilai tukar rupiah terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dari dampak tingginya ketidakpastian global.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bloomberg hari ini pukul 15.07 WIB, kurs rupiah mencapai Rp 16.097 per dolar AS, mulai menguat 3,00 poin (0,02 persen). Rupiah sempat mencapai Rp 16.115 per dolar AS pada pukul 12.00 WIB. Padahal di awal bulan ini atau 2 Desember 2024, kurs rupiah di level Rp 15.905 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah pada Desember 2024 (hingga 17 Desember 2024) melemah sebesar 1,37 persen (point to point) dari bulan sebelumnya," ujar Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Rabu (18/12).
Perry mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh makin tingginya ketidakpastian global terutama terkait dengan arah kebijakan AS usai Trump kembali sebagai Presiden AS, ruang penurunan Fed Fund Rate yang lebih rendah, penguatan mata uang dolar AS secara luas, dan risiko geopolitik yang mengakibatkan berlanjutnya preferensi investor global untuk memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS.
ADVERTISEMENT
Secara umum pelemahan nilai tukar rupiah tetap terkendali, yang bila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023 tercatat depresiasi sebesar 4,16 persen, lebih kecil dibandingkan dengan pelemahan dolar Taiwan, Peso Filipina, dan Won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 5,58 persen, 5,94 persen, dan 10,47 persen.
"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," jelasnya.
Seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah.
ADVERTISEMENT