Rupiah Melemah, Harga Barang-barang Elektronik Makin Mahal

5 Mei 2018 15:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laptop Asus VivoBook A407. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Laptop Asus VivoBook A407. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS belakangan ini turut memukul pedagang elektronik. Pasalnya, hampir semua produk mereka didapat dari impor. Saat rupiah melemah dan dolar AS menguat, harga barang-barang impor menjadi lebih tinggi sehingga penjualan berkurang. Dolar AS sempat menyentuh level tertingginya di Rp 14.000.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pedagang elektronik dan laptop di Gloria Mandiri Teknologi, Mimi mengatakan, memang terjadi dampak yang signifikan dengan pelemahan rupiah. Misalnya untuk harga laptop Asus dengan spesifikasi umum core 13, memori RAM 4 Giga byte dijual seharga Rp 5,5 juta per unit, padahal sebelum adanya pelemahan rupiah, di lapaknya dibanderol seharga Rp 5,3 juta per unit, sehingga ada kenaikan sekitar 3,7%.
"Ya memang ada kenaikan bisa dibilang rentang harga Rp 200- Rp 300 ribu karena faktor pelemahan rupiah memang salah satu faktor penyebab tingginya harga laptop," ujarnya kepada kumparan (kumparan.com) saat ditemui di Kawasan Plaza Elektronik Glodok, Jakarta Barat, Sabtu, (5/5).
Dia menjelaskan, sudah sejak sekitar awal bulan Mei ini, harga laptop naik. Mimi juga menjelaskan, faktor lain terkait naiknya harga laptop yaitu masih tertahannya laptop di pelabuhan, sebabnya ada sedikit masalah dengan bea cukai.
ADVERTISEMENT
"Lagi kena lampu merah ini di pelabuhan, biasa bea cukai, ya gitu sih waktu permintaan ramai kayak kacang, tapi begitu sepi, surut," jelas dia.
Pusat Elektronik di Kawasan Glodok (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pusat Elektronik di Kawasan Glodok (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Saat disinggung soal omzet per hari, Mimi enggan menjelaskan lebih lanjut, hanya saja menurutnya saat ini memang kondisi market sedang lesu.
" Ya enggak banyak seperti dulu palingan per hari kita sampai 5-10 unit laptop," tambahnya.
Senada dengan Mimi, Tio salah seorang pedagang laptop dan elektronik lain mengatakan, saat ini market memang sedang kurang stabil. Meski demikian, dari seluruh brand laptop yang saat ini beredar di Indonesia, menurutnya, Asus memiliki paling banyak peminat.
Sekitar 65% penjualan laptop di lapaknya didominasi brand Asus, sisanya seperti HP dan Dell. Ia menambahkan, penyebab pembeli memilih Asus dibanding brand lain karena adanya garansi lebih panjang yaitu selama 2 tahun. Rata-rata brand lain tidak memberikan jaminan sepanjang Asus.
ADVERTISEMENT
" Ya meskipun ada, ya setahun lalu pembeli kalau mau diperpanjang ya bayar lagi untuk satu tahun," ucapnya.
Sebelumnya Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Ali Subroto mengatakan, pelemahan kurs rupiah berdampak pada naiknya ongkos komponen. Hal ini juga berdampak pada harga jual produk elektronik yang meningkat.
"Kalau rupiah melemah atau dolar AS menguat, cost-nya naik, baik yang diimpor maupun produksi dalam negeri, dan otomatis harga jual juga naik," ucap Ali.