Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 per Dolar AS, Ini Pendorongnya
7 Agustus 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penguatan mata rupiah hari ini dipengaruhi data ekonomi dalam negeri yang cukup bagus dan naiknya cadangan devisa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2024 tumbuh 5,05 persen. Meskipun melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu 5,11 persen, kenaikan saat ini dianggap masih dalam batas yang aman.
Sementara cadangan devisa Indonesia yang diumumkan Bank Indonesia har ini menunjukkan adanya kenaikan per akhir Juli 2024 menjadi senilai USD 145,4 miliar dibandingkan posisi pada akhir Juni 2024 sebesar USD 140,2 miliar.
"Data eksternal juga cukup bagus, di mana saat melemahnya tenaga kerja di AS, pengangguran bertambah, membuat Fed (Bank Sentral AS Federal Reserve) kemungkinan besar akan turunkan suku bunga, bukan lagi 25 bps (basis poin), tapi 50 bps," katanya dalam keterangan.
ADVERTISEMENT
Angka 50 bps berasal para analis yang keluar dari survei yang dilakukan di AS.
Di sisi lain, spekulasi Iran akan menyerang Israel usai petinggi Hamas, Ismail Haniyeh, tewas terbunuh. Namun, hingga kini belum ada serangan tersebut.
Perkembangan Pilpres AS juga menjadi salah satu faktor usai Capres Partai Demokrat, Kamala Harris menunjuk gubernur Minnesota, Tim Walz sebagai calon wakil presidennya jelang pemilu presiden Amerika Serikat (AS). Peluang Tim diprediksi besar untuk menang melawan kubu Donald Trump.
"Ini yang jadi alasan pasar amerika melandai dan membuat rupiah digdaya. Kemungkinan di akhir tahun rupiah Rp 15.500 karena sudah kembali ke fundamentalnya, walaupun BI menganalisa rupiah ke Rp 15.700 (per dolar AS)," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Live Update