Rupiah Menguat, Total Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 7.849 T per April 2023

25 Mei 2023 12:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Total utang pemerintah mencapai Rp 7.849,89 triliun per April 2023 atau turun Rp 29 triliun dari bula sebelumnya. Adapun rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 38,15 persen.
ADVERTISEMENT
"Baik secara nominal maupun rasio, posisi utang mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam buku APBN KiTa edisi Mei 2023, dikutip Kamis (25/5).
Sri Mulyani menjelaskan, turunnya rasio utang pemerintah dipengaruhi oleh mutasi pembiayaan baik dari instrumen pinjaman maupun SBN. Adapun pembayaran cicilan pokok utang pada bulan April lebih besar ketimbang pengadaan utang baru.
Tak hanya itu, turunnya utang pemerintah juga ditopang oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang utama dunia, seperti euro, yen dan dolar AS.
"Utang pemerintah terdiri dari instrumen SBN yakni obligasi dan pinjaman," terang dia.
Secara rinci, utang berbentuk SBN tercatat sebesar Rp 7.007,03 triliun per akhir bulan lalu. Nilainya berkurang Rp 6,5 triliun dalam sebulan karena penurunan pada SBN valuta asing lebih besar dibandingkan peningkatan pada SBN domestik rupiah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, utang pemerintah dalam bentuk pinjaman tercatat sebesar Rp 842,86 triliun, atau berkurang Rp 22,6 triliun dari bulan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh nilai pinjaman luar negeri pemerintah yang berkurang saat pinjaman di dalam negeri meningkat. Penurunan tersebut baik yang berasal dari pinjaman bilateral, multilateral maupun bank komersial.
"Ke depan, pemerintah senantiasa melakukan pengelolaan utang secara hati-hati dengan risiko yang terkendali melalui komposisi yang optimal, baik terkait mata uang, suku bunga, maupun jatuh tempo," pungkasnya.