Rupiah Sedang Loyo, Bank Indonesia Beberkan Biang Keroknya

14 Agustus 2023 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Senin (14/8). Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 96 poin atau 0,63 persen di level Rp 15.315 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Merespons hal tersebut, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Arief Rachman, mengungkapkan lemahnya nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global yang meningkat.
"Mayoritas melemah, ketidakpastian di US tinggi dan kemudian di dolar secara global mata uang Eropa, Jepang, China melemah terhadap USD," kata Arief kepada wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (14/8).
"Jadi secara global dan regional pergerakan melemah. Rupiah pergerakannya masih sejalan dengan itu," tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan nilai tukar rupiah akan menguat di 2023. Hal itu ditopang oleh prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
Perry mengatakan dampak positif dari implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023 tentang devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) juga diperkirakan memengaruhi penguatan nilai tukar rupiah. Ia menilai persepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia juga menguat.
ADVERTISEMENT
"Tercermin pada peningkatan outlook sovereign credit rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat R&I, dari stabil menjadi positif, dengan level rating tetap terjaga pada BBB+ (dua notch di atas level terendah investment grade)," ujar Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Selasa (25/7).
Perry menyebut Bank Indonesia akan melakukan dua langkah untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah. Pertama, intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian atau penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder
Kedua, twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk tenor pendek guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing.