Rupiah Tembus Rp 16.400, BI: Suku Bunga Belum Perlu Naik karena Inflasi Rendah

24 Juni 2024 14:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampikan laporan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2024 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (30/1/2024).  Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampikan laporan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2024 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (30/1/2024). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan, pihaknya belum perlu menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-days repo rate (BI7DRR) untuk intervensi nilai tukar rupiah akibat inflasi Indonesia masih rendah.
ADVERTISEMENT
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI mempertahankan suku bunga BI sebesar 6,25 persen. Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah siang ini menguat 48,5 poin (0,29 persen) ke level Rp 16.401 per dolar AS. Nilai tukar rupiah yang menembus 16.400 per dolar AS, merupakan yang terendah sejak 4 tahun terakhir.⁠
“Pada saat ini belum perlu menaikkan BI rate, cukup intervensi sama SRBI (Sekuritas Rupiah BI) karena inflasi rendah hanya 2,8 persen dan akhir tahun ini juga rendah. Supaya juga tidak menyebabkan dampak negatif ke pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR, Senin (24/6).
Menurut Perry, hampir semua mata uang negara melemah. Ia optimistis tren nilai tukar saat ini hanya sentimen jangka pendek dan akan kembali ke fundamental.
ADVERTISEMENT
“Itu trennya seperti itu. Ke depan kami memperkirakan nilai tukar bergerak stabil sesuai komitmen BI stabilkan nilai tukar rupiah,” tutur Perry.
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
BI berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan 3 instrumen yaitu intervensi di pasar valas, mengoptimalkan instrumen SRBI dan kenaikan suku bunga jika diperlukan.
“Ini tentu saja faktor jangka pendek yang menyebabkan volatilitas. Tren nilai tukar mata uang di mana pun kalau faktor jangka pendek mereda, ya akan kembali ke fundamental,” imbuh Perry.
Stabilitas nilai tukar rupiah tersebut diharapkan mendukung aliran modal asing dan menarik imbal hasil Treasury. Selain itu, kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih tetap baik.
“Kami memperkirakan dalam tren akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan juga penguatan nilai tukar rupiah,” jelas Perry.
ADVERTISEMENT
Adapun hingga pukul 14:47 WIB, berdasarkan data Bloomberg, rupiah sudah mulai menguat 52 poin (0,32 persen) ke level Rp 16.398 per dolar AS.