RUPST LinkAja: Tunjuk Bos Baru, Siapkan Strategi Bisnis

13 Juli 2022 19:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi LinkAja. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi LinkAja. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (21/6). Hasil RUPST ini antara lain menyetujui penunjukan jajaran direksi baru yang akan memimpin perusahaan ke depan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perusahaan berniat menajamkan kembali strategi bisnis baru yang akan fokus ke model dua sisi (two-sided business model), yaitu tidak hanya menghadirkan layanan solusi finansial bagi konsumen Indonesia, tetapi juga menyediakan solusi finansial end-to-end bagi rantai pasok (supply chain) baik digital maupun tradisional, terutama yang berada di dalam ekosistem BUMN.
Dengan strategi model bisnis tersebut, LinkAja yakin akan mencapai akselerasi pertumbuhan bisnis yang optimal dan memberikan manfaat yang maksimal bagi para pemegang saham serta masyarakat Indonesia.
Untuk menjalankan fokus dan arahan baru ini, para pemegang saham PT Fintek Karya Nusantara dalam RUPST juga telah memutuskan jajaran direksi baru bagi LinkAja yang akan mulai resmi menjabat pada tanggal 21 Juni 2022, yaitu:
ADVERTISEMENT
Direktur Utama: Yogi Rizkian Bahar.
Direktur Operasi: Widjayanto.
Direktur Marketing: M. Rendi Nugraha.
Direktur Teknik: Andri Qiantori.
Direktur Keuangan dan Strategi: Reza Ari Wibowo.
LinkAja Yakin Tumbuh Lebih Pesat
Sebagai pimpinan baru yang ditunjuk melalui RUPST, Yogi Rizkian Bahar menganggap LinkAja merupakan satu-satunya perusahaan keuangan digital yang menyimpan potensi signifikan untuk menyasar dan mendukung ekosistem BUMN Indonesia melalui layanan finansial digital yang komprehensif.
"Dengan adanya arahan bisnis baru yang lebih fokus serta membangun fundamental bisnis, kami percaya bahwa LinkAja akan bertumbuh lebih pesat dan optimal, serta memberikan kontribusi positif pada proses akselerasi inklusi keuangan di Indonesia," kata Yogi melalui keterangan tertulis, Rabu (13/7).
Yogi mengatakan LinkAja sejak awal beroperasi pada 2019 telah memfasilitasi program yang dijalankan oleh pemerintah, di antaranya sebagai media penyaluran gaji dan insentif pegawai BUMN, sarana penyaluran dana bantuan pemerintah seperti dana insentif Kartu Prakerja yang mencakup 33 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
Ilustrasi uang digital Linkaja. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di tahun 2021, LinkAja telah mendapatkan persetujuan sebagai e-wallet dari Bank Indonesia untuk dapat terus mengembangkan lebih banyak layanan keuangan, serta lisensi e-retailer dari Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) yang memungkinkan perusahaan bukan hanya sebagai penyedia jasa pembayaran namun juga dapat terus melakukan ekspansi bisnis.
ADVERTISEMENT
Ke depannya LinkAja akan terus bergerak gesit dalam melihat, memfasilitasi, serta memajukan beragam potensi yang ada demi kemajuan perekonomian Indonesia yang lebih pesat dan optimal. Untuk mendukung pelaku bisnis mikro dan ultra mikro, LinkAja telah digunakan sebagai alat pembayaran resmi oleh para penjual pulsa di platform DigiPOS yang mayoritas tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Di samping itu, lebih dari 9.500 para penjual toko kelontong atau warung di bawah naungan Sampoerna Retail Community telah menggunakan LinkAja sebagai alat bayar yang menghubungkan bisnis dari pemilik warung hingga pembeli.
Lini bisnis lain yang tengah dibesarkan LinkAja adalah layanan permodalan, sebagai buah akuisisinya terhadap layanan P2P lending iGrow di akhir April 2021 silam. Tak hanya itu, LinkAja juga sedang mengembangkan jaringannya untuk memperkuat posisinya sebagai pemasok digital goods baik bagi ekosistem BUMN maupun ekosistem digital lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain dengan ekosistem BUMN, LinkAja juga bekerja sama secara strategis dengan berbagai pihak, misalnya dengan Grab dan Gojek (melalui afliasinya) yang juga merupakan pemegang saham LinkAja.