Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pendiri Lion Air , Rusdi Kirana, menilai industri pesawat The Boeing Company tidak konsisten dalam menyikapi jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik dua maskapai yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Pada 10 Maret 2019 lalu, pesawat jenis itu milik Ethiopian Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas. Ini merupakan kecelakaan Boeing 737 Max 8 yang kedua dalam lima bulan, sebelumnya jenis pesawat yang sama milik Lion Air jatuh di Teluk Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018.
Menurut Rusdi Kirana, Boeing telah menunjukkan inkonsistensi dalam menyikapi dua kecelakaan itu. "(Mereka) menyalahkan yang pertama (Lion) dan meminta maaf setelah (pesawat jatuh) yang kedua," katanya seperti dikutip dari Reuters.
Meskipun para ahli keselamatan telah mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kinerja kru dalam kedua kecelakaan tersebut, namun pemicu kejatuhan pesawat diduga juga dipengaruhi perangkat lunak MCAS.
Sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS), merupakan fitur baru di pesawat Boeing 737 Max, yang bekerja secara otomatis meski pesawat terbang manual (autopilot mati). Tujuannya untuk memproteksi pesawat dari manuver yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
Fitur otomatisasi ini belum banyak diketahui pilot-pilot Boeing 737 MAX, karena sebelumnya tidak tercantum dalam buku manual operasi. Hanya setelah terjadi anomali, dan peristiwa Lion Air JT610 terjadi, Boeing baru menjelaskan fitur ini lewat buletin keselamatan.
Menyusul kecelakaan Lion Air, Boeing menyodorkan tiga pertanyaan yang berkaitan dengan tindakan pilot dan pemeliharaan yang belum dibahas dalam laporan awal.
Rusdi Kirana telah mengecam cara penanganan Boeing, atas kecelakaan tersebut. Pernyataan ini mencuat, setelah pada November lalu Boeing mempertanyakan prosedur yang dilakukan pilot Lion Air , untuk mengatasi masalah di pesawat yang diterbangkannya.
Rusdi yang juga merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menilai, pernyataan Boeing yang cenderung menyalahkan pilot, cenderung bertentangan dengan permintaan maaf mereka baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
“Sikap yang berbeda dengan kritik tergesa-gesa sebelumnya terhadap pilot Lion Air,” kata Rusdi.
Boeing sendiri telah memulai kampanye, untuk memulihkan kepercayaan pengguna pada Boeing 737 Max, yang merupakan produk terlaris mereka. Mereka berjanji menghilangkan risiko atas gangguan perangkat, yang dicurigai memicu kecelakaan pesawat, akibat membaca data yang salah.