Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Rusia Nyatakan Keadaan Kahar Pasokan Gas, Krisis Energi Eropa Kian Parah
19 Juli 2022 12:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Perusahaan gas asal Rusia, Gazprom, yang selama ini memasok gas ke banyak negara di Eropa menyatakan keadaan kahar atau force majeure pada sumber pasokan gas mereka.
ADVERTISEMENT
Terganggunya pasokan gas di luar kendali itu terlihat dari surat yang diumumkan Gazprom kepada pelanggan mereka di Eropa sejak Kamis, 14 Juli 2022. Dalam surat itu, Gazprom menyebut keadaan kahar sudah terjadi sejak sebulan sebelumnya atau pada 14 Juni 2022.
Surat pengumuman itu menambah kekhawatiran di Eropa bahwa Moskow mungkin tidak akan mengalirkan gas lagi lewat pipa darat sebagai balasan atas sanksi yang dikenakan ke Rusia atas perang Ukraina.
"Kondisi ini meningkatkan krisis energi dan membawa Eropa ke dalam jurang resesi," demikian laporan Reuters, Selasa (19/7).
Keadaan kahar sering dibilang sebagai 'bencana' di luar kendali manusia pada sebuah proyek sehingga bisa membebaskan perusahaan yang menggarapnya memenuhi kewajiban mereka dalam kontrak dengan mitra.
ADVERTISEMENT
Pengumuman keadaan kahar itu tidak berarti Gazprom menghentikan pengiriman gas, namun mereka tidak bertanggung jawab jika dalam proses bisnisnya gagal dan tidak memenuhi persyaratan kontrak.
Meski begitu, Gazprom hingga belum berkomentar apa pun terhadap kabar ini.
Kapasitas Gas Terus Menurun
Sebelum pengumuman keadaan kahar, pasokan gas Rusia memang yang disalurkan dalam beberapa bulan terakhir terus berkurang, termasuk melalui Ukraina, Belarusia, dan pipa Nord Stream 1 di bawah Laut Baltik.
Gazprom memangkas kapasitas Nord Stream 1 menjadi 40 persen pada 14 Juni 2022, tanggal yang dikatakan Gazprom dalam surat kepada pembeli akan menjadi awal keadaan kahar.
Gazprom menyalahkan sanksi atas pengurangan itu, mengutip keterlambatan pengembalian turbin gas dari pemeliharaan di Kanada oleh pemasok peralatan Siemens Energy (ENR1n.DE). Padahal, pemeliharaan dijadwalkan selesai Kamis pekan ini.
ADVERTISEMENT
Sebuah sumber perdagangan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan keadaan kahar menyangkut pasokan melalui Nord Stream 1.
"Ini terdengar seperti petunjuk pertama bahwa pasokan gas melalui Nord Stream 1 mungkin tidak akan dilanjutkan setelah pemeliharaan 10 hari berakhir," kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN Amro.
"Tergantung pada keadaan 'luar biasa' apa yang ada dalam pikiran untuk menyatakan force majeure, dan apakah masalah ini bersifat teknis atau lebih politis, itu bisa berarti langkah selanjutnya dalam eskalasi antara Rusia dan Eropa/Jerman," tambahnya.
Uniper, importir gas Rusia terbesar di Jerman, termasuk di antara pelanggan yang mengatakan telah menerima surat pengumuman keadaan kahar. Secara resmi, mereka menolak klaim Gazprom.
RWE (RWEG.DE), produsen listrik terbesar Jerman dan importir gas Rusia lainnya, juga mengatakan telah menerima pemberitahuan keadaan kahar.
ADVERTISEMENT
"Harap dipahami bahwa kami tidak dapat mengomentari detailnya atau pendapat hukum kami," kata perusahaan itu.
Sehari sebelumnya, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan kepala energi Eropa Kadri Simson mengunjungi Azerbaijan untuk mencari pasokan gas. Mereka menandatangani kesepakatan gas baru. Hal ini sebagai langkah Eropa untuk mengamankan pasokan gas di masa depan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang penghentian produksi oleh Rusia.
Dikutip dari CNBC, Senin (18/7), para pejabat Eropa telah mempersiapkan potensi penghentian total pasokan gas dari Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina. Sebelumnya, Rusia selama beberapa tahun terakhir telah menjadi sumber gas alam terpenting dari Eropa.