Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Rusia-Ukraina Perang, Emas Jadi Primadona, Harganya Bakal Meroket Sampai Berapa?
24 Februari 2022 20:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa konflik Rusia dan Ukraina ini akan membuat The Fed kemungkinan besar menangguhkan kebijakan kenaikan suku bunganya. Ibrahim berkata, hal ini akan berbahaya karena Amerika Serikat (AS) ikut terlibat dalam konflik Rusia-Ukraina.
"Perang ini membutuhkan uang yang sangat besar, sehingga bank sentral AS pun berhati-hati menaikkan suku bunga, dengan kehati-hatian inilah kemungkinan logam mulia akan terus terbang, kemungkinan besar akan mencapai level di atas Rp 1 juta (per gram)," tuturnya kepada kumparan.
Apalagi jika situasi perang berlangsung hingga dua bulan ke depan, lonjakan harga emas akan terus terjadi. Ibrahim memprediksi harganya bisa mencapai Rp 1,3 juta per gram jika keterlibatan NATO dan AS membuat perang menjadi lama.
ADVERTISEMENT
"Negara dengan cadangan emas terbesar di dunia adalah AS, Rusia, dan Eropa, pada saat perang ketiganya akan mengalami inflasi tinggi, membuat harga emas juga mengikuti lebih tinggi lagi harganya," kata dia.
Dengan kondisi ini, Ibrahim menjelaskan masyarakat akan cenderung mencari investasi safe haven seperti logam mulia dan meninggalkan investasi saham. Hal tersebut karena pada saat kondisi perang, ada kemungkinan bursa saham diliburkan.
"Kemungkinan perang ini akan melebar, sekutu Rusia, Eropa, AS, seperti Perang Dunia II semua bursa tutup, semua obligasi, surat berharga itu tidak ada harganya. Pada saat perang, orang mencari cadangan emas, karena emas itu menjadi jaminan mencetak uang," jelasnya.