Saat Bos IMF Kaget Ruang Pasien Kelas III RSPP Dilengkapi TV

26 Februari 2018 15:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Christine Lagarde di RSPP (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Christine Lagarde di RSPP (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengajak Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde berkunjung ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Saat mengunjungi RSPP, Lagarde diajak melihat-lihat kamar pasien.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, ketika Lagarde melihat kamar pasien, ia sempat memuji. Lagarde menyebut, kamar pasien di RSPP berbeda dengan di negara asalnya, Prancis.
"Indonesia ada kelebihan-kelebihan saat ini, begitu cepat tumbuh. Tentu negara lain seperti tadi, Lagarde berasal dari Prancis, yang mulai tahun 1940-an, nanti bisa kita saling lihat. Secara sederhana misalnya, tadi beliau sampaikan di ruangan (pas blusukan), beliau kaget sebetulnya," kata Fachmi Idris di RSPP, Jakarta, Senin (26/2).
"Kenapa di ruang kelas III kita ada TV untuk pasien. Beliau tanya, TV ini bayar atau enggak? Oh enggak, ini free yang ingin nonton. Wah kalau di Prancis, kalau ada TV nya, harus bayar sendiri. Nah itu contoh saja," kata Fachmi menirukan omongan Lagarde.
ADVERTISEMENT
Kemudian Fachmi menjelaskan alasan Jokowi mengajak Lagarde blusukan di RSPP. Fachmi menyebut, tujuan blusukan ke RSPP terkait dengan ingin melihat sejauh mana pelayanan kesehatan (health coverage) di Indonesia.
Jokowi dan Christine Lagarde di RSPP (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Christine Lagarde di RSPP (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
"Menyambung apa yang dijelaskan tadi bahwa isu tentang health coverage ini kan isu global. Masuk ke dalam programnya untuk nation ya, sebagai salah satu komponen SDG's (Sustainable Development Goals). Artinya negara-negara yang berhasil itu, salah satunya mereka punya program universal health coverage, menjamin kesehatan untuk penduduk," ucap Fachmi.
IMF ditambahkan Fachmi, masuk ke dalam pengelolaan universal health coverage. Jumlah peserta universal health coverage di Indonesia mencapai 193,1 juta lebih.
"Kemudian secara implementasi, IMF ingin melihat langsung bagaimana pelayanannya. Makanya sehingga datang ke sini," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara saat disinggung apakah ke depan antara IMF dan BPJS Kesehatan akan ada kerja sama terkait layanan kesehatan, Fachmi menampik. Fachmi menegaskan, saat ini pemerintah sedang fokus memberikan pelayanan yang baik untuk pasien.
"Soal kemudian di hulunya, ada perbaikan misalnya di pendanaan, dan lain-lain, itu komitmen pemerintah tentu kita bicara dengan berbagai kementerian terkait, Kemenkeu, Kemenkes, Kemendagri. Kan sekarang sudah ada Inpres 8/2017 yang meminta 9 kementerian/lembaga ditambah dua, Pemprov dan kabupaten untuk bersama-sama menyosialisasikan program ini," pungkasnya.