Saat Erick Thohir Pasang Badan Lawan Mafia Alkes hingga Pangan

20 April 2020 8:09 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Dok. Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Foto: Dok. Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung soal industri kesehatan nasional berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Alasannya, sebanyak 90 persen obat-obatan dan alat kesehatan nasional diimpor, terutama bahan bakunya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya industri kesehatan, dia juga pernah menyebut jika di bisnis pangan nasional juga ada mafianya. Kata dia, para mafia tumbuh subur di banyak sektor bisnis nasional.
Pemilik Mahaka Group ini pun pasang badan ingin memberantas praktik tersebut. Seperti apa? kumparan rangkum, Senin (20/4):

Impor Alkes 90 Persen Didominasi Mafia

Mulai dari obat-obatan hingga alat kesehatan, mayoritas diimpor. Erick menyebut para mafia memanfaatkan momentum agar Indonesia terus ketergantungan.
Salah satu yang terlihat jelas adalah pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti baju hazmat hingga masker yang ternyata tak mampu dibuat sendiri karena bahan bakunya harus impor.
Pabrik pembuatan APD ada di Indonesia, tapi bahan baku dari luar semua. Jadi, Indonesia hanya menjadi tukang jahitnya saja.
ADVERTISEMENT
"Orang luar bawa bahan baku ke tukang jahit, dia bayar tukang jahitnya, diambil barangnya, itu proses yang terjadi selama ini dan kita akhirnya impor juga barang tersebut karna bukan punya kita, itu milik yang punya bahan," kata Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga.
Ventilator yang sangat dibutuhkan untuk menangani pasien virus ini pun harus didatangkan dari luar negeri. Sedangkan obat-obatan, kemarin baru saja impor bahan bakunya dari India seperti Tamiflu dan Klorokuin.
Petugas medis mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan khusus pasien COVID-19 Martha Friska di Medan, Sumatera Utara. Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Indonesia hanya bisa meracik obatnya, tapi bahan baku dari luar. Erick mengatakan selama ini Indonesia dimanjakan dengan praktik jual beli (trading) yang dikuasai mafia impor.
Erick telah mengumpulkan beberapa perusahaan otomotif bekerja sama dengan BUMN dan riset universitas untuk memproduksi ventilator lokal. Erick telah meminta tiga BUMN seperti PT LEN (Persero), PT Pindad (Persero), PTDI (Persero), memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator.
ADVERTISEMENT

Ingin Berantas Mafia Pangan

Erick Thohir juga meminta agar tak ada lagi mafia beras. Dalam berbisnis beras, mulai dari produksi hingga pemasaran boleh saja pedagang meraup untung. Akan tetapi, jangan dimafiakan sehingga petani dan masyarakat kesulitan.
Hal tersebut dia ungkapkan saat meninjau gudang beras milik Perum Bulog di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (4/3). Dia ingin memastikan pasokan aman hingga Lebaran, jadi masyarakat tak perlu panik dalam menghadapi virus corona.
"Berbisnis itu hak untuk untung, tapi yang tidak boleh kan beras ini dimafiakan. Makanya mohon maaf nih, kita habis ini juga akan lihat hal lain. Jangan sampai nanti ketika rakyat butuh, harganya dimahalkan, ketika panen harganya dibanting, petani dimiskinkan," katanya.
ADVERTISEMENT
Saat disinggung soal siapa saja mafia beras yang dimaksud Erick, dia tak menjawab spesifik. Menurut Erick, mafia ada di semua bisnis termasuk perberasan.
Erick mengajak Direktur Utama Bulog Budi Waseso agar menindak para mafia beras. Karena itu, distribusi beras harus kuat, sampai ke masyarakat dengan merata dan berkualitas bagus.