Saat Harga Daging Mahal, Ditemukan Wabah Bentol-bentol Kulit di Sapi Indonesia

6 Maret 2022 10:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual memotong daging sapi di pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Sabtu (26/2/2022). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Penjual memotong daging sapi di pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Sabtu (26/2/2022). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga daging sapi di Indonesia saat ini sedang naik. Akhir bulan Februari 2022, harga daging sapi terpantau menembus Rp 160.000 per kg. Di tengah permasalahan harga itu, dikabarkan telah ditemukan wabah bentol-bentol kulit atau lumpy skin pada sapi-sapi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Diberitakan abc.net.au, northern biosecurity authorities sudah bersiaga setelah penyakit atau virus serius yang menyerang sapi dan kerbau terdeteksi di Indonesia. Pemerintah Indonesia pekan ini memastikan penyakit kulit benjolan telah ditemukan di 31 desa di Pulau Sumatera.
Penyakit atau virus lumpy skin ini menyebabkan luka pada kulit, demam, kehilangan nafsu makan, penurunan produksi susu, dan dapat menyebabkan kematian pada sapi dan kerbau.
Lumpy skin telah bergerak melalui Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir. Pihak berwenang memperingatkan akan ada konsekuensi besar bagi industri peternakan jika ada serangan di Australia.
Kepala veteriner dari Australia, Mark Schipp, mengatakan tidak mengherankan penyakit kulit kental telah terdeteksi di Indonesia.
"Kami telah mengamati penyebaran penyakit ini melalui Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir," kata Dr Schipp seperti diberitakan abc.net.au, dikutip kumparan pada Minggu (6/3).
ADVERTISEMENT
Schipp merasa kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Apalagi, Indonesia sangat dekat dengan Australia Utara dan beberapa tetangga yang rentan, yaitu Timor Leste dan Papua Nugini.
"Saat ini baru dilaporkan di satu provinsi di Indonesia, tetapi kami berharap sepenuhnya, mengingat Ramadhan akan segera dimulai, di mana ada pergerakan ternak besar-besaran di seluruh Indonesia, itu akan menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia. 12 bulan ke depan," ujarnya.
Schipp mengatakan penyakit kulit benjolan terutama menyebar melalui gigitan lalat, nyamuk, dan mungkin kutu. Sehingga hal itu sulit dikendalikan.
Pembeli mengamati daging sapi yang akan dibelinya di pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Sabtu (26/2/2022). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
"Salah satu kekhawatiran kami sehubungan dengan [penyakit kulit kental] bergerak lebih dekat ke Australia adalah bahwa topan, angin kencang, kapal ternak yang kembali atau ruang kargo pesawat dapat membawa serangga ke Australia yang terinfeksi," kata Dr Schipp.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Australia David Littleproud mengatakan pemerintah federal akan memberikan dukungan untuk membantu Indonesia menahan penyebaran penyakit tersebut.
“Australia siap membantu Indonesia dan tetangga dekat kami lainnya untuk menanggapi wabah ini dan departemen saya secara aktif terlibat dengan pejabat senior di sana,” kata David.
"Departemen saya akan memeriksa semua opsi yang tersedia untuk menahan penyebaran penyakit ini di Indonesia dan di seluruh wilayah,” tambahnya.
Australia Bisa Menutup Ekspor
Jika ada serangan lumpy skin, Australia kemungkinan tidak akan dapat mengekspor sapi hidup. Menurutnya, hal itu juga akan berdampak pada industri daging dan susu.
“Tetapi dampak pertama dan paling langsung adalah pada ekspor sapi hidup Australia, dan jelas itu sangat penting bagi semua produsen sapi Australia Utara. Untuk alasan itu, kami sangat tertarik dan bertekad untuk menjauhkan penyakit ini dari Australia,” ungkap Schipp.
ADVERTISEMENT