Saat Luhut & Jokowi Pede Telepon Elon Musk, Tesla Malah Pilih ke Australia

31 Juli 2021 7:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
Mobil Listrik Tesla di IIMS Hybrid 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Listrik Tesla di IIMS Hybrid 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia nyaris mendapat investasi dari CEO Tesla, Elon Musk pada beberapa bulan lalu. Bahkan, Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah menelepon langsung Elon.
ADVERTISEMENT
Dalam perbincangan melalui sambungan telepon itu, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Mereka bertukar informasi mengenai industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik.
"Kedua belah pihak bertukar pandangan mengenai industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik, " kata Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi seperti dikutip dari Antara, Sabtu (12/12).
Tak hanya berbicara mengenai investasi, Jokowi juga membahas mengenai roket dengan Elon Musk. Jokowi mengajak Elon Musk untuk menjadikan Indonesia sebagai tempat landasan alias launching pada roket Space X.
CEO Tesla Elon Musk menanggapi undangan Jokowi. Elon Musk disebutkan mengirim timnya ke Indonesia pada bulan Januari 2021 untuk menjajaki semua peluang kerja sama tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa bulan berlalu, produsen mobil listrik milik Elon Musk, Tesla Inc, memilih meneken kerja sama pengadaan nikel untuk bahan baku baterai mobil listrik, dengan perusahaan tambang Australia, BHP.
Langkah bisnis tersebut dilakukan Tesla, setelah mereka membangun pabrik baru di Bangalore, India. Tesla meneken perjanjian kerja sama pengadaan nikel dengan perusahaan tambang asal Australia, BHP.
Dikutip dari laman resmi BHP, Kamis (29/7), perusahaan tambang Australia ini menilai Tesla Inc sebagai produsen kendaraan listrik dan sistem penyimpanan baterai (energy storage) terbesar di dunia. BHP juga menilai Tesla Inc punya komitmen mengembangkan energi hijau.
“Permintaan nikel untuk produksi baterai kendaraan listrik, akan meningkat lima kali lipat dalam satu dekade ke depan. Sebagian besar untuk mendukung meningkatnya permintaan dunia akan kendaraan listrik,” kata Chief Commercial Officer BHP, Vandita Pant.
ADVERTISEMENT
Kerja sama BHP dengan Tesla, lebih dari sekadar pasokan nikel untuk memenuhi kebutuhan baterai mobil listrik. Keduanya sepakat untuk mengembangkan proses bisnis yang ramah lingkungan.
Rantai pasok baterai listrik yang dihasilkan Tesla, bisa ditelusuri secara detail asal bahan baku nikelnya dari tambang BHP. Penelusuran end to end ini dilakukan dengan mengimplementasi teknologi blockchain.