Saat Mahfud MD Ungkit Pertanyaan Prabowo ke Jokowi soal Impor Pangan di 2019

21 Januari 2024 22:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD memaparkan visi dan misi saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD memaparkan visi dan misi saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 03, Mahfud MD, mengungkit kembali pertanyaan Prabowo Subianto terkait impor pangan kepada Joko Widodo (Jokowi) saat debat Pilpres 2019. Saat itu, Jokowi dan Prabowo memang berhadapan memperebutkan kursi presiden.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan yang sama lalu ditanyakan Mahfud MD kepada cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi pasangan Prabowo Subianto.
"Mas Gibran, saya menghormati Anda sebagai calon wakil presiden sehingga saya tidak akan bicara secara menjebak dan receh-receh. Pada tanggal 17 Februari 2019 dalam sebuah debat capres itu, Pak Prabowo mengatakan bahwa Pak Jokowi itu menyampaikan tidak akan mengimpor komoditas pangan jika nanti terpilih presiden," kata Mahfud saat debat cawapres, Minggu (21/1).
Mahfud mengatakan selama 4 tahun memimpin, Jokowi ternyata masih mengimpor. Ia menegaskan impor pangan tersebut merugikan petani.
"Nanti dicek ya bahwa itu pertanyaan Pak Prabowo ke Pak Jokowi saat itu. Pak Jokowi bilang tidak akan impor tapi sampai sekarang kita masih impor banyak, masih impor banyak malah semakin banyak mafianya impor bahan pangan," ujar Mahfud.
ADVERTISEMENT
"Nah itulah sebabnya apa usul Anda untuk menyelesaikan masalah 5 tahun lalu," tambahnya.
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
Menjawab pertanyaan Mahfud, Gibran menegaskan selama periode 2019 sampai 2022 Indonesia sebenarnya sudah swasembada beras. Hanya saja, ketika tahun 2023 pemerintah kembali mengimpor beras karena fenomena El Nino.
"Dan ini terjadi di sebagian besar di belahan dunia pak, kuncinya sekarang adanya bagaimana kita bisa bekerja sama dengan melakukan ekstensifikasi, intensifikasi lahan di tingkat desa sampai tingkat nasional secara efektif," jelas Gibran.
Gibran menilai pupuk merupakan kunci dari swasembada beras ini. Makanya pemerintah membangun pabrik pupuk baru di Fakfak, Papua Barat. Hal ini dinilai bisa meningkatkan produktivitas dan mekanisasi.
"Ini kalau tidak ada mekanisasi produktivitasnya tidak akan meningkat, ada combine harvester, ada RMU (Rice Milling Unit), ini wajib untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi food loss atau food waste," ujar Gibran.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Gibran menegaskan pentingnya menggandeng anak-anak muda sebagai petani milenial dan mengedepankan smart farming. Menurutnya, IoT bisa digunakan untuk mengecek kesuburan tanah dan keasaman tanah, lalu penggunaan drone untuk menyemprotkan pestisida.
"Jadi memang yang namanya food estate, lahan pertanian itu adalah program jangka panjang, jadi tidak bisa di-judge sekali panen, 2 kali panen, 3 kali panen," terang Gibran.
"Panen pertama, kedua, ketiga pasti tidak pernah 100 persen, itu petani pasti paham baru nanti panen yang keenam, ketujuh, kedelapan akan kelihatan seperti apa hasilnya," tambahnya.