Saffron, Bahan Herbal Para Sultan yang Makin Laris di Masa Pandemi

23 September 2020 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saffron Salah Satu Rempah Mahal yang Punya Banyak Manfaat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Saffron Salah Satu Rempah Mahal yang Punya Banyak Manfaat Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona yang merebak, membuat masyarakat berupaya membangun ketahanan tubuh untuk tak mudah terjangkit penyakit. Berbagai bahan dan ramuan herbal pun menjadi pilihan, untuk meningkatkan imunitas.
ADVERTISEMENT
Saffron salah satunya. Bahan ramuan herbal yang populer di Timur Tengah ini, diyakini bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi sejumlah penyakit. Saffron yang merupakan bagian dari bunga Crocus sativus dari keluarga Iridaceae, berbentuk seperti benang halus, berwarna merah. Rasanya cenderung tawar.
Meski relatif tak berasa, saffron disebut sebagai rempah termahal di dunia. Co-Founder Arroyal Saffron salah satu yang menjual rempah jenis ini, Agi Wildha Priakbar, mengatakan membanderol harga Rp 275 ribu per gram atau setara Rp 275 juta per kilogram (kg).
"Memang mahal, tapi sekali seduh cukup 3 helai bisa untuk setengah liter air. Jadi enggak perlu beli sampai 1 kilo juga," ujarnya dalam perbincangan dengan kumparan, Rabu (23/9).
ADVERTISEMENT
Menurut Agi, setiap gram saffron terdiri dari 500 helai. Dengan sekali seduh cukup tiga helai, dia menyebut segram saffron bisa untuk kebutuhan hingga dua tahun. Dalam hitungannya, minuman herbal saffron bisa dijual seharga Rp 1.300 per gelas, jauh lebih murah dari ramuan jamu botolan.
Salah satu toko yang menawarkan rempah saffron di Grand Bazaar, Turki. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Soal harganya yang mahal, itu karena saffron harus diimpor karena tidak tumbuh di Indonesia. Pohon penghasil saffron banyak tumbuh di daerah Iran, Afghanistan. Tak heran jika minuman herbal ini lebih populer di kawasan Timur Tengah, sehingga dikenal sebagai minuman herbal para sultan.
Sejak pandemi, dia mengaku penjualannya meningkat. Meski dia tak bersedia mengungkapkan kenaikan penjualannya, namun jaringan penjualannya makin luas. Bahkan tak hanya melalui online, pihaknya sudah bekerja sama dengan sejumlah hotel yang menyajikan saffron sebagi welcome drink atau menu yang ditawarkan kepada tamu hotel.
ADVERTISEMENT
"Bisa dibilang sejak pandemi jadi ada demam saffron. Lonjakan permintaan bikin kenaikan harga, di pasaran ada yang jual sampai Rp 400 ribu per gram," imbuhnya.
Meski di Indonesia herbal jenis ini relatif belum lama dikenal, namun sudah banyak yang menghitung potensi ekonominya. Dikutip dari businessinsider, pertumbuhan pasar saffron meningkat sekitar 6 persen per tahun. Sedangkan menurut statista, market saffron senilai USD 390 juta dan diperkirakan meningkat menjadi USD 555 juta pada tahun 2026.