Sah! Bakrie dan Salim Group Jadi Pengendali BUMI Resources

19 Oktober 2022 20:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak usaha Bumi Resources Minerals, PT Citra Palu Minerals (CPM), menemukan cadangan emas baru di Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Dok. BRMS
zoom-in-whitePerbesar
Anak usaha Bumi Resources Minerals, PT Citra Palu Minerals (CPM), menemukan cadangan emas baru di Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Dok. BRMS
ADVERTISEMENT
Perusahaan Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan pelaksanaan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebanyak 200 miliar saham oleh Salim Group telah rampung.
ADVERTISEMENT
“Sejumlah 200 miliar saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia hari ini, sehingga jumlah saham yang beredar meningkat menjadi 343.841.242.189 dari semula 143.841.242.189 saham,” ujar Director & Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava dalam keterangannya, Rabu (18/10).
Adapun BUMI Resources menegaskan transaksi Private Placement tersebut senilai USD 1,6 miliar atau setara Rp 24 triliun. Dengan begitu,seluruh sisa kewajiban utang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) telah dipenuhi dan dilakukan proses pembayaran secara tunai.
Perseroan menegaskan bahwa kelompok usaha Bakrie dan Grup Salim saat ini bersama-sama menjadi pemegang saham pengendali Perseroan.
Sebelumnya, para pemegang saham PT BUMI Resources secara sepakat menyetujui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement pada Selasa (11/10).
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menjadi jalan bagi Salim Group untuk masuk dalam BUMI Resources dengan menyerap saham lewat 2 perusahaan cangkangnya yang berbasis di Hong Kong yakni Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investements Limited (TGIL).
Keduanya akan memiliki masing-masing kepemilikan 85 persen dan 15 persen saham yang dilepas BUMI Resources. Dalam hal ini, Penambahan saham sebesar 200 miliar saham biasa seri C tersebut setara dengan harga pelaksanaan Rp 120 per saham atau Rp 24 triliun.