Saham BCA, BRI, Bank Mandiri Kembali Sentuh Rekor ATH , Ini Rekomendasi Analis

13 Januari 2024 12:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gedung BCA. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung BCA. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Saham-saham bank dengan kapitalisasi pasar (market cap) besar yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pada perdagangan, Jumat (12/1).
ADVERTISEMENT
Saham BBRI menguat 100 poin atau 1,74 persen ke level 5.850 kemarin, yang merupakan ATH baru. Kemudian, saham BMRI naik 1,94 persen atau 125 poin ke level 6.575 per lembar. Saham BBCA lalu menguat 125 poin atau 1,31 persen menuju Rp 9.700.
Rekor kenaikan harga saham ketiganya sebetulnya juga sudah terjadi pada perdagangan pekan lalu, Jumat (5/1). Saat itu, harga saham BCA berada di level 9.575 per lembarnya. Kemudian saham Bank Mandiri yang tembus ke level 6.425 per lembarnya.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Handiman Soetoyo mengatakan, BRI membukukan lonjakan pendapatan paling tinggi di bulan November, didorong laba operasi pra pencadangan (PPOP) yang kuat dari pertumbuhan kredit khususnya di segmen mikro.
ADVERTISEMENT
“Bank Mandiri memimpin hasil kinerja 11 bulan pertama tahun 2023, disusul oleh BBCA, BBNI dan BBRI. Berdasarkan proyeksi kami, BBCA BMRI dan BBNI sejalan, sedangkan BBRI meleset,” tutur Handiman dalam risetnya, dikutip Minggu (13/1).
Bank Mandiri luncurkan fitur Livin' Sukha. Foto: Dok. Bank Mandiri
Sederet bank besar akan mulai mengumumkan hasil kinerja tahun 2023 dalam 2-3 minggu ke depan. Bank Mandiri diperkirakan akan menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik.
“Kami mempertahankan overweight di sektor perbankan dengan BMRI dan BBCA tetap menjadi pilihan utama kami. Kami sedikit downgrade rekomendasi BBRI dari buy menjadi trading buy dan BMRI dari trading buy menjadi hold karena kenaikan harga saham,” lanjutnya.
Sementara itu, Handiman memprediksi kinerja BBCA akan terlihat dari pendapatan karena bank milik Djarum itu memiliki pertumbuhan pendapatan yang kuat sejauh ini.
ADVERTISEMENT
“Bank ini punya peluang tertinggi untuk menaikkan pinjaman secara agresif pada tahun 2024 mengingat likuiditas yang melimpah,” imbuhnya.
Ilustrasi layanan BRI. Foto: BRI
Kemudian Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan, lonjakan saham bank-bank besar termasuk BBRI dipicu oleh perubahan alokasi investasi yang sering terjadi awal tahun atau “January Effect”. Selain itu hal ini semakin diperkuat oleh proyeksi kinerja positif untuk tahun fiskal 2023 yang diprediksi akan meningkat.
Lebih lagi, pihaknya yakin saham-saham besar berpotensi akan terus melesat seiring kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral. Hal itu juga seiring dengan potensi penurunan imbal hasil obligasi yang mendorong arus masuk ke IHSG di Indonesia.
“Diperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia yang masih di atas 5 persen dapat mendorong daya beli masyarakat,” ucap Oktavianus.
ADVERTISEMENT
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.