Saham Chip Paling Mahal di Dunia Anjlok 4,7 Persen, Wall Street Tertekan

16 Oktober 2024 6:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo perusahaan teknologi Nvidia. Foto: Robert Galbraith/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Logo perusahaan teknologi Nvidia. Foto: Robert Galbraith/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Selasa (15/10). Hal ini terjadi sebab saham perusahaan teknologi di Nasdaq dan emiten di sektor energi anjlok.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, rata-rata Industri Dow Jones (.DJI), turun 324,80 poin, atau 0,75 persen menjadi 42.740,42, S&P 500 (.SPX), turun 44,59 poin, atau 0,76 persen menjadi 5.815,26 dan Nasdaq Composite (.IXIC), kehilangan 187,10 poin atau 1,01% menjadi 18.315,59.
Nasdaq mendapat tekanan khusus dari Nvidia (NVDA.O), produsen chip paling mahal di dunia, yang sahamnya anjlok 4,7 persen setelah mencetak rekor penutupan tertinggi pada Senin (14/20). Ambruknya saham Nvidia usai pemerintahan Joe Biden mempertimbangkan pembatasan ekspor chip AI oleh perusahaan-perusahaan AS.
Saham chip merosot secara luas setelah hasil dari produsen peralatan chip ASML Holdings (ASML.AS), menunjukkan ekspektasi yang suram untuk penjualan tahun 2025. Saham ASML yang terdaftar di AS anjlok 16 persen dan turut menyeret indeks semikonduktor Philadelphia (.SOX) 5,3 persen untuk penurunan harian terbesar sejak awal September.
ADVERTISEMENT
Indeks industri energi (.SPNY), berakhir turun 3 persen untuk persentase penurunan harian terbesar sejak awal Oktober 2023, imbas harga minyak mentah turun. Penyebabnya adalah ekspektasi permintaan yang lebih lemah setelah laporan media menunjukkan Israel tidak akan menyerang target minyak Iran.
Patut dicatat, baik Dow maupun S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi pada sesi sebelumnya. Di belakang energi, indeks teknologi S&P 500 (.SPLRCT), mengalami penurunan terbesar, yakni sebesar 1,8 persen.
Namun sektor defensif berkinerja lebih baik, dengan sektor real estate (.SPLRCR) saham dengan kenaikan terbesar, naik 1,2 persen, diikuti oleh saham konsumen pokok (.SPLRCS) naik 0,6 persen dan utilitas (.SPLRCU) yang berakhir pada 0,5 persen.
Jensen Huang, CEO Nvidia. Foto: Rick Wilking/Reuters
Di sektor keuangan, Bank of America (BAC.N) naik 0,5 persen setelah laba kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi, sementara Charles Schwab (SCHW.N) saham naik 6 persen setelah melampaui estimasi.
ADVERTISEMENT
Namun, Citigroup (CN) saham anjlok 5 persen setelah melaporkan laba bersih menurun dan pendapatan bunga bersih lebih lemah dari perkiraan sementara penjaminan utang menopang hasil perbankan investasinya.
Melawan tren penurunan saham teknologi, Apple (AAPL.O) berakhir naik 1,1 persen setelah sebelumnya menyentuh rekor tertinggi.
Juga, Walgreens Boots Alliance (WBA.O) saham melonjak 15,8 persen setelah sedikit mengalahkan estimasi Wall Street yang lebih rendah untuk laba yang disesuaikan pada kuartal IV 2024 dan mengumumkan rencana untuk menutup 1.200 toko guna memangkas biaya.
Dalam beberapa hari ke depan, para investor akan mengamati gelombang pendapatan berikutnya serta data ekonomi utama, termasuk penjualan ritel bulanan dan angka produksi industri.