Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) masuk dalam The Financial Times Stock Exchange (FTSE) Index di London. FTSE Equity Global (FTSE GEIS) merupakan salah satu indeks global yang dijadikan acuan untuk investasi secara internasional.
ADVERTISEMENT
Masuknya Mitratel ke FTSE Equity Global Index menjadi sentimen positif terhadap pergerakan harganya. Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, MTEL termasuk dalam FTSE Global Indeks untuk series Mid-Cap, FTSE All-World, FTSE All-Cap, FTSE Total Cap. MTEL merupakan satu-satunya saham bursa indonesia yang masuk ke dalam empat kategori ini pada Senin (20/6).
“Masuknya saham tersebut dalam FTSE Indeks bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham MTEL. Isu tersebut juga mendorong pemodal asing untuk mengakumulasi saham perusahaan,” ujar Reza dalam keterangan, Jumat (24/6).
Reza mengatakan, Mitratel tergolong perusahaan yang kuat secara fundamental. Hal ini tercermin dengan kas bersih yang kuat, pertumbuhan kinerja keuangan yang positif, serta potensi bisnis yang sangat menarik di tengah ekspansi industri telekomunikasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
MTEL juga sedang mengadakan buyback senilai maksimal Rp 1 triliun dengan harga maksimal pembelian di Rp 801 per saham. Menurutnya ini merupakan salah satu katalis positif dari kepercayaan diri manajemen terhadap valuasi Perusahaan. Reza merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp 900 per saham.
Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi menjelaskan, kinerja keuangan Mitratel diprediksi terus bertumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan tersebut terlihat dari realisasi kinerja keuangan perseroan pada kuartal pertama 2022.
Mitratel mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 21,4 persen didukung penambahan tenant baru serta minimnya kenaikan beban operasi.
“Kami memperkirakan potensi pertumbuhan MTEL ke depan masih besar, didukung dengan jumlah menaranya yang banyak (28.577 unit) dan tenancy ratio yang baru mencapai 1,51 kali. Kami tetap mempertahankan rekomendasi buy saham MTEL dengan target harga Rp 915,” katanya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan kinerja keuangan, ungkap dia, bakal didukung berlanjutnya penambahan menara telekomunikasi dan tenant tahun ini. Perusahaan menganggarkan pendapatan untuk dapat tumbuh 10-11 persen yoy, dengan pertumbuhan EBITDA di angkat 13 persen.