Saham Mitratel Terus Turun Sejak IPO, Analis Prediksi Masih Bisa Menguat

13 Desember 2021 11:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik. Foto: Dok. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk
zoom-in-whitePerbesar
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik. Foto: Dok. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk
ADVERTISEMENT
Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) terus menurun sejak IPO pada Senin (22/11) sebesar Rp 800 per saham. Pada Jumat (10/12), harga saham MTEL ditutup Rp 785 per saham, dan saat ini juga menurun di level Rp 780 per saham.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih, analis pasar modal PT Verdhana Sekuritas Indonesia, menyebut MTEL masih bisa menguat. Saham Mitratel direkomendasikan "beli" dengan target harga Rp 1.200 per unit. Target tersebut 52,87 persen di atas harga penutupan perdagangan sebesar Rp 785 per saham pada Jumat (10/12).
Menurutnya, rekomendasi tersebut di atas didukung antara lain oleh kinerja MTEL selama sembilan bulan pertama 2021. Kedua analis itu memperkirakan kinerja MTEL solid selama periode Januari hingga September 2021.
"Perkiraan ini sejalan dengan jumlah menara yang dimiliki oleh MTEL yang menjangkau ke seluruh pelosok negeri," tulis Nicholas dan Raymond dalam risetnya seperti dikutip Senin (13/12).
Nicholas dan Raymond memperkirakan, pendapatan MTEL sebesar Rp 5 triliun per September 2021, naik 14 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 4,38 triliun.
ADVERTISEMENT
EBITDA MTEL diperkirakan meningkat 33,8 persen, dari Rp2,88 triliun per September 2020 menjadi Rp 3,85 triliun per September 2021. Adapun laba bersih MTEL diestimasikan melonjak 128,1 persen, dari Rp 439 miliar per September 2020 menjadi Rp1 triliun per September 2021.
Menurut kedua analis itu, pendapatan MTEL selama kuartal III 2021 sekitar Rp 1,8 triliun, naik 20 persen dari periode sama tahun 2020 sebesar Rp 1,5 triliun. "Kami memperkirakan laba bersih MTEL pada kuartal III 2021 sebesar Rp 299 miliar, naik 4,9 persen, dari periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 285 miliar," kata kedua analis itu.
Dalam jangka panjang, menurut Nicholas dan Raymond, pertumbuhan bisnis menara di Indonesia masih menjanjikan dan bahkan tumbuh pesat. Hal ini didorong oleh lalu lintas data serta penerapan layanan 5G.
ADVERTISEMENT
Untuk bisnis menara, MTEL dinilai sebagai salah satu pemain terbesar di Indonesia. Ke depan, MTEL akan mendapatkan banyak manfaat dari potensi peningkatan peluang pertumbuhan organik.
"Sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan kepemilikan lebih dari 28 ribu menara, Mitratel akan diuntungkan oleh agresifnya pengembangan 5G oleh operator telekomunikasi hingga ke pelosok Indonesia," tulisnya.