Saham Nvidia, Apple, hingga Tesla Melesat, Wall Street Menguat

15 Oktober 2024 6:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Nvidia. Foto: Poetra.RH/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nvidia. Foto: Poetra.RH/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Indeks saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (14/10), dengan S&P 500 dan Dow membukukan rekor penutupan baru. Pendorongnya adalah investor membeli saham teknologi jelang pekan sibuk oleh rilis pendapatan perusahaan dan data ekonomi penting.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, indeks S&P 500 (.SPX), naik 44,82 poin, atau 0,77 persen, menjadi 5.859,85 poin, sementara Nasdaq Composite (.IXIC), naik 159,75 poin, atau 0,87 persen menjadi 18.502,69. Dow Jones Industrial Average (.DJI), naik 201,36 poin atau 0,47 persen menjadi 43.065,22.
Perdagangan Senin (14/10) terhitung sepi, sebab pasar obligasi ditutup karena hari libur federal, hanya 9,55 miliar saham yang berpindah tangan, dibandingkan dengan 12,05 miliar saham yang bergerak rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir.
Namun, terdapat momentum kenaikan yang cukup besar yang terbawa dari Jumat pekan lalu, ketika bank-bank besar memulai musim pendapatan perusahaan kuartal ketiga dengan catatan positif, sehingga mendorong .DJI di atas 43.000 poin untuk pertama kalinya.
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
Lalu 41 perusahaan S&P 500 juga diharapkan melaporkan hasil minggu ini yang menjadi patokan investor melihat kesehatan ekonomi AS. Selain itu, mencari jawaban apakah perusahaan dapat terus membenarkan valuasi pasar saham yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, saham teknologi tetap menjadi pendorong utama kenaikan pasar pada Senin (14/10), dengan semikonduktor yang sangat diminati. Indeks perusahaan semikonduktor (.SOX), melonjak 1,8 persen ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan, dibantu oleh kenaikan 6,8 persen oleh Arm Holdings, serta pemain pasar terbesar Nvidia (NVDA.O) yang naik 2,4 persen ke rekor penutupan.
Indeks teknologi informasi (.SPLRCT), menjadi peraih keuntungan teratas di antara sektor-sektor S&P 500, naik 1,4 persen. Di antara saham-saham pertumbuhan lainnya, Alphabet (GOOGL.O), Apple (AAPL.O), Microsoft (MSFT.O), dan Tesla (TSLA.O), semuanya maju antara 0,6 persen dan 1,6 persen.
Meskipun Dow mencatatkan tonggak positif, kenaikannya pada Senin (14/10), tertahan oleh penurunan 2 persen pada Caterpillar (CAT.N), menyusul penurunan peringkat pialang, dan penurunan 1,3 persen pada Boeing (BA.N) setelah pembuat pesawat itu menandai kerugian kuartal III 20204 yang lebih besar dari yang diharapkan pada Jumat (11/10).
iPhone 16 Pro Max dipamerkan setelah acara "It's Glowtime" Apple di Cupertino, California, Senin (9/9/2024). Foto: Nic Coury / AFP
Pendapatan bank mungkin telah meningkatkan harapan bahwa hasil yang solid dapat membantu saham melanjutkan kenaikan kuatnya di tahun 2024. Namun, dengan valuasi saham yang tinggi-S&P 500 diperdagangkan pada 21,8 kali laba berjangka, dibandingkan dengan rata-rata jangka panjang sebesar 15,7-perusahaan mungkin kesulitan untuk memuaskan investor.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan laba kuartal ketiga tahun ke tahun untuk S&P 500 diperkirakan sebesar 4,9 persen, menurut data yang dikumpulkan oleh London Stock Exchange Group (LSEG) pada Jumat (11/10).
Sejumlah perusahaan akan merilis laporannya pada hari ini, Selasa (15/10) meliputi Bank of America (BAC.N), dan Citigroup (CN), serta raksasa perawatan kesehatan Johnson & Johnson (JNJ.N), dan UnitedHealth Group (UNH.N).
Investor juga akan memperhatikan data ekonomi penting minggu ini, terutama angka penjualan ritel September, untuk menjadi indikator tentang kesehatan keuangan konsumen AS.
Selain itu, data terkait konsumen juga semakin penting sebagai petunjuk tentang langkah Federal Reserve selanjutnya, karena bank sentral itu beralih lebih ke arah pemenuhan sisi pertumbuhan dari mandatnya.
Kedua pembicara Fed pada Senin (14/10), sama-sama bersikap hati-hati terhadap kebijakan suku bunga di masa mendatang. Dimulai Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari yang mengatakan ia melihat penurunan suku bunga yang moderat di masa mendatang karena inflasi mendekati target bank sentral sebesar 2 persen.
ADVERTISEMENT
Lalu Gubernur Fed Christopher Waller menyerukan lebih banyak kehati-hatian terhadap penurunan suku bunga di masa mendatang.