Salim Group Kian Ekspansif, Ambil Pinjaman Rp 4,9 T Perkuat Bisnis Air Bersih

4 Juli 2024 11:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anthony Salim, pemilik kelompok usaha Grup Salim. Foto: CAR
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Salim, pemilik kelompok usaha Grup Salim. Foto: CAR
ADVERTISEMENT
Entitas perusahaan konglomerasi, Salim Group, kian ekspansif. Usai berencana mencaplok 35 persen saham Tol Trans Jawa, Salim Group, dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk mengambil pinjaman untuk bisnis air di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mengutip Bloomberg, Kamis (4/7), Salim Group melalui Tamaris Infrastructure sedang dalam pembicaraan lanjutan dengan Malayan Banking Bhd (Maybank) dan Natixis SA untuk pinjaman USD 300 juta atau setara Rp 4,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.346 per dolar AS).
Bloomberg juga melaporkan, separuh dari dana tersebut akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang (refinancing) sebesar USD 150 juta kepada anak usaha Tamaris, Moya Holdings Asia.
“Sementara sisanya akan digunakan untuk suntikan modal ke Moya, kesepakatan itu bersifat pribadi,” kata orang yang mengetahui masalah tersebut.
Salim Group yang dikendalikan oleh Anthoni Salim adalah seorang taipan Indonesia yang memiliki bisnis mulai dari makanan hingga telekomunikasi.
Ilustrasi air bersih. Foto: Africa Studio/Shutterstock
Moya sendiri adalah perusahaan yang dimiliki tidak langsung oleh Salim Group yang bergerak di sektor air bersih. Perusahaan juga menguasai setengah dari saluran air di Jakarta dan anak usahanya PT Air Bersih Jakarta telah dikontrak oleh pemerintah untuk memperluas akses air pipa bagi 11 juta penduduk.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, baik pihak Salim, Maybank, dan Natixis tidak segera menanggapi permintaan komentar dari kabar tersebut.
Sebelumnya, entitas Salim Group melalui konsorsium Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) dan GIC Pte. Ltd juga ingin menggenggam 35 persen saham Tol Trans Jawa dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).
MPTC merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Anthony Salim. Perusahaan itu juga merupakan pengendali atau pemegang saham mayoritas (95,52 persen) PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).
Adapun konsorsium MPTC-GIC ini terdiri atas PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS), Warrington Investment Pte. Ltd. (Warrington), dan PT Marga Utama Nusantara.
Berdasarkan keterbukaan informasi First Pacific Company Ltd yang merupakan induk usaha dari MPTC, terungkap nilai divestasi Tol Trans Jawa tersebut sebesar Rp 15,74 triliun.
ADVERTISEMENT

Salim Menguasai Bisnis Air Bersih di Jakarta

Pemasok air bersih di Jakarta Barat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Anthoni Salim merupakan pemegang saham pengendali Moya Holdings Asia. Berdasarkan laman resmi perusahaan, saham Moya Holdings Asia dimiliki oleh Tamaris Infrastructure Pte Ltd 86,46 persen dan GW Redwood Pie Ltd 13,15 persen.
Salim menjadi pemegang saham pengendali Moya Holdings setelah membeli saham perusahaan lewat rights issue di bursa Singapura pada 2016 lalu. Saat itu, Salim merogoh sekitar 74 juta dolar Singapura.
Saat ini Moya memiliki tiga anak usaha, PT Moya Indonesia, Acuatico Pie Ltd, dan OBOR Infrastructure Pte Ltd. Di mana, Acuatico merupakan induk usaha dari PT Aetra Air Jakarta dan PT Aetra Air Tangerang.
Sementara PT Moya Indonesia merupakan induk usaha dari PT Moya Bekasi Jaya, PT Air Bersih Jakarta, PT Moya Tangerang, dan PT Maya Makassar. Kemudian OBOR Infrastructure adalah induk usaha PT Tanah Alam Makmur yang membawahi PT Traya Tirta Cisadane dan PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data perusahaan, Moya Holdings setidaknya memiliki 2,08 juta konsumer dengan melayani setidaknya 10,4 juta penduduk di Indonesia.