Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Saling Serang Joe Biden-Trump soal Inflasi & Pengangguran di AS
29 Juni 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal itu dilontarkan Trump saat mereka berdebat soal kebijakan ekonomi yang diambil pemerintahan Joe Biden menguntungkan warga kulit hitam Amerika. "Dialah penyebab inflasi (AS)," kata Trump, Jumat (28/6).
Sebaliknya, Trump mengeklaim inflasi AS terjaga saat memerintah AS pada 2017-2020. Sementara saat Biden memimpin, kata dia, banyak sekali penyebab ekonomi AS di ujung tanduk.
Pertama, pandemi COVID-19 menyebabkan gangguan rantai pasokan besar-besaran yang menyebabkan harga komoditas dan ritel melonjak. Perang Rusia dengan Ukraina juga membuat harga energi melambung mulai dari BBM hingga gas.
Di sisi lain, Bank Sentral AS, Federal Reserve, gagal mengatasi krisis ini. Suku bunga terus naik, inflasi meroket.
Inflasi di Amerika mencapai puncaknya pada Juni 2022, dengan indeks harga konsumen melonjak 9,1 persen dari tahun sebelumnya. Meski sekarang sudah turun ke angka 3,3 persen, tapi angka ini masih jauh lebih tinggi di bandingkan saat Trump menjabat di level 1,4 persen atau rata-rata 2 di bawah 2 persen.
ADVERTISEMENT
Joe Biden tak mau ketinggalan. Dia menyerang Trump tentang lapangan kerja dalam debat capres AS. Dia mengatakan hampir 22 juta pekerjaan hilang di bawah pemerintahan Trump yang bikin banyak pengangguran .
Puncaknya, terjadi pada Maret dan April 2020 ketika perekonomian global terpuruk akibat pandemi COVID-19. Dengan kondisi tersebut, Biden sebagai Presiden AS terpilih sejak 2021 harus menghadapi ekonomi AS yang buruk.
“Usai kepemimpinan Trump, kita mempunyai perekonomian yang berada dalam kondisi pandemi dan ditangani dengan sangat buruk,” kata Biden dalam Debat Calon Presiden AS, Kamis (27/6) waktu setempat.
Biden sebagai Presiden AS selanjutnya harus meneruskan pemulihan ekonomi AS. Dia mengeklaim berhasil mengatasi hal ini dengan membuka lapangan pekerjaan lagi yang mencetak rekor pada Juni 2022.
ADVERTISEMENT
"Sejak itu, AS telah menambah hampir 6,2 juta lapangan pekerjaan dan menjadi periode ekspansi lapangan kerja terlama kelima dalam sejarah,” ungkapnya.
“Dia (Trump) satu-satunya orang yang berpikir bahwa dia adalah (pemimpin) ekonomi integrasi yang hebat di dunia. Tapi faktanya adalah kita bangga dengan situasi di mana dengan perekonomiannya, dia memberi penghargaan kepada orang kaya, dengan pemotongan pajak terbesar dalam sejarah Amerika USD 2 triliun,” kata Biden.
Pamer Kinerja
Dalam kesempatan tersebut, Donald Trump menyempatkan diri untuk memamerkan kinerja ekonomi di bawah kepemimpinannya pada tahun 2017-2021.
Trump mengatakan saat itu, pertumbuhan ekonomi AS merupakan yang terbaik di dunia. Bahkan, AS berhasil mendapatkan banyak pujian dari negara lain.
Pada tahun 2017 ekonomi AS tumbuh 2,3 persen. Kemudian melesat ke level 3 persen di tahun 2018 dan sedikit melambat di 2019 ke level 2,2 persen.
ADVERTISEMENT
Ekonomi AS terkontraksi hingga 3,5 persen di 2020 imbas pandemi COViD-19. Sepanjang 2021 PDB Amerika Serikat tercatat melesat 5,7 persen menjadi yang tertinggi sejak tahun 1984.
"Kita mendapat banyak pujian untuk perekonomian, banyak pujian untuk militer, dan tidak ada perang, dan banyak hal lainnya. Semuanya berjalan baik," kata Trump.
Trump mengatakan seluruh dunia sedang mengalami ketidakpastian di bawah kepemimpinan Presiden Biden. Ia kemudian menyebut penarikan pasukan Biden dari Afghanistan sebagai momen paling memalukan dalam sejarah AS. "Seluruh dunia meledak di bawahnya," katanya.