Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sambangi Jepang, Teten Masduki Bidik Peluang Kerja Sama Pengolahan Ikan
1 Agustus 2023 18:50 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop dan UKM) Teten Masduki melakukan pertemuan dengan perusahaan perikanan terbesar di Jepang, Marusen Suisan.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya, Teten menilik adanya potensi kerja sama yang dapat digarap antara Indonesia dengan Jepang di bidang pengolahan hasil perikanan, seperti pengolahan produk saus dan seafood.
“Kita bisa menjajaki kemungkinan kolaborasi teknologi untuk meningkatkan kualitas dan keragaman produk olahan seafood, seperti saus untuk campuran seafood dan asinan ikan ," kata Teten Masduki dalam keterangan resminya, Selasa (1/8).
"Kemitraan ini dapat menghasilkan keuntungan bersama, memanfaatkan keahlian masing-masing untuk menciptakan produk yang inovatif dan ramah pasar,” sambungnya.
Teten mengatakan, kunjungan itu juga bertujuan untuk memperluas jaringan informasi perdagangan bagi komoditas perikanan. Menurutnya, berbagi wawasan pasar dan data perdagangan dapat meningkatkan pemahaman Indonesia tentang preferensi konsumen dan pola pemerintahan pada keputusan perdagangan yang strategis untuk pertumbuhan sektor perikanan.
ADVERTISEMENT
“Kami percaya bahwa kolaborasi di bidang ini dapat membawa kemajuan yang signifikan dalam upaya kami sendiri untuk mempromosikan UKM inovatif dan memperkuat ekonomi kami. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan dampak positif bagi industri perikanan kedua negara serta membina persahabatan dan kemakmuran yang langgeng,” ujar Teten.
Teten menjelaskan, produksi perikanan tangkap di Indonesia khususnya perikanan laut tumbuh 2,23 persen dan perairan umum darat 2,71 persen pada 2020.
Selain itu, Teten juga mengungkapkan perdagangan bilateral untuk produk perikanan Indonesia cukup memuaskan, dengan perkiraan nilai ekspor sebesar USD 6,24 miliar dan volume sebesar 1,22 juta ton pada 2022.
Menurut Teten, Jepang merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor perikanan Indonesia, dengan total ekspor sebesar 1.431,5 ton.
ADVERTISEMENT
Selain berkunjung ke Marusen Suisan, Teten juga mendatangi Nagasaka Unagi Farm yang merupakan salah satu peternakan sidat terbesar di Jepang. Sidat merupakan ikan seperti belut yang panjangnya berkisar 80-125 cm.
Menurutnya, Indonesia juga dapat mengambil peran dalam kerja sama dengan Jepang terkait komoditas sidat. Ia juga mengatakan Jepang menjadi negara strategis untuk menjalin kerja sama di bidang perikanan, terlebih negeri tirai bambu ini sebagai negara tujuan utama ekspor perikanan.
“Di Pulau Jawa khususnya Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Cilacap merupakan sentra produksi belut dengan kapasitas produksi yang cukup besar. Namun, meskipun permintaan sidat di pasar luar negeri masih terbuka lebar mencapai 300.000 ton per tahun, Indonesia belum dapat sepenuhnya memenuhi permintaan tersebut,” ungkap Teten.
ADVERTISEMENT
“Jepang, sebagai salah satu negara tujuan ekspor utama di sektor perikanan dan pasar yang signifikan untuk produk perikanan, khususnya sidat, menjadi salah satu negara yang peluangnya sangat baik untuk kita ajak kerja sama terkait ini,” tambah dia.
Kunjungan ke Nagasaka Unagi Farm ini, menurut Teten, memberikan pelajaran yang besar terutama dari sisi kemajuan luar biasa yang dibuat Jepang dalam budidaya sidat melalui penggunaan teknologi canggih. Dia melihat potensi besar untuk bekerja sama dengan Nagasaka Unagi Farm dalam mendorong pengembangan budidaya sidat di Indonesia.
“Dengan mengadopsi kemajuan teknologi serupa dan membangun bisnis inkubator ternak, kami dapat meningkatkan produksi sidat dan memenuhi permintaan pasar luar negeri secara efektif,” kata Teten.
Alih teknologi dan keahlian dari Jepang ke Indonesia dapat merevolusi sektor akuakultur di tanah air dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan. Selain itu, bantuan Nagasaka Unagi Farm dalam hal berbagi pengetahuan dan dukungan teknis dapat mendorong peran penting dalam meningkatkan praktik budidaya sidat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dia meyakini kolaborasi ini memiliki keuntungan yang menjanjikan bagi kedua negara. Indonesia dapat meningkatkan posisinya sebagai pemain utama di pasar sidat global, berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja.
Di sisi lain, Jepang dapat memperkuat hubungan perdagangannya dan memanfaatkan potensi sumber daya perikanan Indonesia yang sangat besar.
Kerja Sama di Bidang Makanan Halal
Tidak hanya itu, Teten juga menemukan peluang kerja sama di bidang makanan halal. Kunjungannya ke Sariraya, pelopor bisnis makanan halal Indonesia di Jepang, memberikan wawasan tentang pentingnya sertifikasi halal bagi Usaha Mikro Kecil (UMK) Indonesia untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar internasional.
Indonesia memiliki potensi ekonomi syariah terbesar keempat di dunia, dan produk halal dengan sertifikasi dapat meningkatkan kepercayaan dunia terhadap ekspor Indonesia. Melalui kerja sama dengan Sariraya, Teten berharap dapat memfasilitasi ekspor produk makanan dan minuman halal ke Jepang dan pasar internasional lainnya.
ADVERTISEMENT
"Dengan memanfaatkan keahlian kedua belah pihak, kita dapat memperkuat posisi produk halal Indonesia di pasar global," tegasnya.
Kerja sama ini diharapkan membuka peluang baru bagi pertumbuhan dan kemakmuran kedua negara, serta meningkatkan peran Indonesia sebagai pemain utama di pasar sidat global dan pasar makanan halal internasional
Live Update