Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Calon Wakil Presiden 02 Sandiaga Uno menyoroti neraca perdagangan Indonesia yang defisit USD 8,56 miliar sepanjang 2018. Hal ini terjadi karena tingginya angka impor. Angka defisit ini tercatat paling parah sepanjang sejarah republik.
ADVERTISEMENT
Hal ini menurut Sandi, bertolak belakang dengan kehadiran startup unicorn atau startup dengan valuasi di atas USD 1 miliar seperti sering dibanggakan oleh Calon Presiden nomor urut 01, Jokowi.
"Sekarang kita defisit neraca perdagangan defisit USD 8 miliar. Kita bangga dengan perkembangan e-commerce dengan unicorn-unicorn tapi kita dibanjiri produk luar negeri," kata Sandi dalam debat kelima di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).
Jokowi membenarkan tentang tingginya angka defisit neraca perdagangan sepanjang 2018. Namun, pemerintah terus berusaha untuk mengerem angka defisit. Menurut Jokowi, usaha pemerintah mulai membuahkan hasil. Sepanjang Februari 2019, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD 330 juta.
Intinya, menurut Jokowi adalah melakukan substitusi produk impor dengan meningkatkan produksi produk-produk bahan baku di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Artinya usaha kita mati-matian untuk menekan defisit neraca perdagangan. Apa yang kita lakukan ke depan? Substitusi barang-barang impor harus dikerjakan di Indonesia, petrochemical industrinya harus ada di Indonesia karena impor terbesar di situ," tegas Jokowi.
Data Neraca Perdagangan Indonesia 1945-2018: