Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
BUMN yang bergerak di bidang pertanian, PT Sang Hyang Seri (Persero), beberapa hari ini ramai diberitakan lantaran menunggak gaji pegawai.
ADVERTISEMENT
Adapun tunggakan gaji kepada 120 pegawainya sudah sekitar 7 bulan. Kemarin Komisi IV DPR RI memanggil Direksi PT SHS (Persero) dan beberapa BUMN lain yang bergerak di bidang pangan untuk mengetahui kondisi perseroan saat ini.
Berikut kumparan merangkum kabar-kabar terbaru terkait masalah tunggakan gaji pegawai PT SHS (Persero) hingga Selasa (21/1):
Dirut BUMN Sang Hyang Seri Benarkan Ada Tunggakan Gaji Pegawai
Manajemen PT Sang Hyang Seri (Persero), akhirnya buka suara mengenai masalah tunggakan gaji kepada para pegawainya.
Direktur Utama SHS, Karyawan Gunarso, mengatakan bahwa salah satu cara untuk menyehatkan perusahaan yaitu dengan melakukan efisiensi dan restrukturisasi.
"Kemudian kami juga melakukan proses efisiensi internal. Efisiensi internal restrukturisasi organisasi. Struktur organisasi terlalu gemuk," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/1).
Karyawan mengklaim persoalan tunggakan gaji kepada para pegawai Sang Hyang Seri sudah mulai diselesaikan sejak hari ini.
ADVERTISEMENT
Efisiensi Sudah Dilakukan Sejak Tahun 2018
Selain itu, Karyawan Gunarso, mengakui adanya efisiensi internal perusahaan semenjak tahun 2018. Dia mengatakan hal itu dilakukan sebagai upaya menyehatkan perusahaan yang memiliki beban cukup besar. Ia pun mengklaim telah mulai mengangsur gaji tunggakan pegawai.
"Udah dibayar, hari ini kami bayar. Itu tadi kan cerita terkait saya saat masuk. Saat saya masuk akhir tahun 2018, kondisinya begitu. Tidak punya uang. Utang. Yang sekarang Insyaallah kita bereskan. Kemarin agak terlambat saja," ujarnya.
Karyawan mengatakan ke depan, perusahaan akan melakukan berbagai upaya untuk menyehatkan bisnis seperti meningkatkan produktivitas dan memperluas akses pasar.
"Terkait penguatan permodalan, kami bekerja sama sinergi dengan BUMN maupun perusahaan swasta. Jadi kita kemitraan dengan cara bagi hasil," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Banyak Pekerja SHS Pilih Hengkang
Akibat tak menerima gaji, sebagian karyawan Sang Hyang Seri akhirnya memilih untuk resign dibandingkan menunggu gaji yang tak kunjung dibayarkan perusahaan.
"Sebagian yang lain mereka pindah ke kantor baru di Subang. Tapi ya gitu, ada yang pesangon sejak 2018 belum dibayar. Ya kami kan enggak enak minta. Orang yang pesangon 2018 aja belum dibayar," jelas eks pegawai SHS, Arafiq kepada kumparan, Senin (20/1).
Saat ini Arafiq bekerja sebagai penjaga kantor pusat SHS di kawasan Tebet. Namun menurutnya yang membayar upahnya sebagai penjaga gedung bukan PT SHS.
Dia ditugasi oleh BUMN lain, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) untuk membersihkan gedung 5 lantai yang tidak terurus sejak 24 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
"Tapi setidaknya kami masih digaji lah sama RNI, karena setelah SHS pindah ke Subang, kami dikontrak RNI. Enggak tahu sampai kapan. Maret ini mudah-mudahan aja ditambah (kontrak)," katanya.
Senada, bekas pegawai di Koperasi SHS, Melan mengaku tak digaji pula sejak Juli 2019. Sama seperti Arafiq, dia beruntung kini dipekerjakan PT RNI.
Belum Bayar Pajak Daerah
Saat kumparan mendatangi gedung kantor pusat SHS di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, kantor tersebut terlihat sepi dan kurang terawat. Bahkan di bagian jendela depan, terpasang segel merah mencolok menjelaskan bahwa gedung kantor itu belum melunasi tunggakan pajak daerah.
"Belum bayar dua tahun lalu. Sekitar Rp 230 juta," kata bekas Pegawai SHS, Arafiq kepada kumparan saat ditemui di lokasi, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (20/1).
Berdasarkan pantauan, saat ini kantor pusat Sang Hyang Seri kosong. Termasuk ruangan-ruangan direksi juga tidak terurus. "Sudah kosong semua. Sekarang pindah ke Subang," ungkapnya.
ADVERTISEMENT