Saran Analis Kalau Mau Beli Saham Bukalapak: Lihat Prospek hingga Pahami Risiko

16 Juli 2021 17:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bukalapak.
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bukalapak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, menanggapi rencana Initial Public Offering (IPO) Bukalapak di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bukalapak menjadi unicorn Indonesia pertama yang melantai di bursa.
ADVERTISEMENT
William tidak menampik adanya kemungkinan masyarakat banyak yang membeli saham IPO Bukalapak. Namun, ia tidak bisa memastikan apakah sahamnya langsung bagus karena masih spekulatif.
“Pasti bagus atau tidak bagus itu tidak bisa karena IPO sifatnya selalu spekulatif tapi yang kita lihat adalah prospek,” kata William saat dihubungi kumparan, Jumat (16/7).
William menyoroti prospek marketplace ke depannya yang juga berencana IPO. Ia menganggap saat ini masyarakat atau perusahaan sudah banyak yang bisa bergerak mengembangkan bisnisnya tanpa bantuan marketplace tersebut.
William mencontohkan Kimia Farma bisa tidak perlu lagi menjual obatnya di Bukalapak atau Tokopedia. Sebab, perusahaan BUMN tersebut bisa membuat aplikasi sendiri yang tentu dapat menarik pelanggan.
Keadaan tersebut sudah barang tentu nantinya berdampak ke keberlangsungan bisnis dari marketplace termasuk yang sudah IPO.
ADVERTISEMENT
“Saya lihat prospeknya seperti itu. Saya tidak bilang ini jelek, ini bagus. Jadi silakan investor menilai. Kalau kita melihat dari sisi tidak hanya jangka pendek yang sekarang kita lihat,” ujar William.
William menyarankan para investor tidak hanya melihat dalam jangka pendek saja. Ia merasa kalau jangka pendek bisa saja ramai karena banyak masyarakat yang tertarik dengan saham Bukalapak. Namun, William menegaskan dalam membelinya jangan asal ikut-ikutan saja.
“Jangka pendek itu jangka instan kalau sebutan saya. Itu euforia sifatnya, wajar dan manusiawi euforia, tapi jangan sampai euforia ini menjadi tidak mempertimbangkan risiko,” terang William.
“Tapi kalau ini risikonya harus melihat jangka menengah ke panjang. Itu tadi semua orang bisa punya aplikasi sendiri tanpa perlu masuk ke marketplace tersebut,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
William mengingatkan jangan hanya berpikiran sudah pasti mendapatkan keuntungan dalam membeli saham IPO ini. Ia menegaskan berbagai risiko harus dipertimbangkan. Sehingga investasi yang dilakukan bisa maksimal.
“Karena masalahnya ini duit, dana. Jangan sampai tidak mempertimbangkan risiko. Kalau kita tidak mempertimbangkan risiko artinya tidak memiliki plan dalam berinvestasi, itu kuncinya,” tutur William.