Saratoga Milik Sandiaga Uno Rugi Rp 4,39 Triliun di Kuartal I 2023

29 April 2023 18:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Saratoga Investama Sedaya Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Saratoga Investama Sedaya Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Emiten portofolio investasi milik Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) merugi Rp 4,39 triliun pada kuartal I 2023. Angka ini berbalik dari laba bersih senilai Rp 3,56 triliun pada kuartal I 2022.
ADVERTISEMENT
Kerugian ini disebabkan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya anjlok menjadi Rp 5,1 triliun dari keuntungan neto atas investasi senilai Rp 3,89 triliun. Segmen blue chip menyumbang kerugian neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya senilai Rp 5,33 triliun.
Saratoga diketahui menaruh investasi saham di sederet perusahaan blue chip yaitu perusahaan milik Boy Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Selain itu, Saratoga juga menaruh investasi saham di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
"Perusahaan yang masuk di kategori blue chip adalah perusahaan yang memiliki reputasi nasional, baik dari sisi kualitas, kemampuan serta keandalan untuk beroperasi yang menguntungkan dalam berbagai situasi ekonomi dengan keadaan baik maupun buruk, biasanya masuk sebagai bagian LQ45 di BEI," tulis manajemen dalam laporan keuangan, dikutip Sabtu (29/4).
ADVERTISEMENT
Kemudian, segmen teknologi digital menyumbang rugi neto atas investasi saham dan efek ekuitas senilai Rp 62,11 miliar dan segmen lainnya tercatat rugi Rp 20,66 miliar. Perusahaan berbasis teknologi digital yang dimaksud adalah perusahaan berfokus digitalisasi proses bisnis dan jasa melalui teknologi dan sistem informasi yang canggih.
Lalu, perusahaan berkembang menyumbang penghasilan Saratoga senilai Rp 308,88 miliar. Saratoga membukukan rugi sebelum pajak senilai Rp 5,16 triliun.
Beban usaha Saratoga tercatat naik menjadi Rp 66,03 miliar. Total aset yang dimiliki perusahaan turun menjadi Rp 57,74 triliun. Jumlah liabilitas turun 41,3 persen, dari Rp 3,95 triliun di kuartal I 2022 menjadi Rp 2,32 triliun di kuartal I 2023.