Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sarjana UI Kalah dengan Lulusan STM, Pengamat: Ijazah Belum Jamin Dapat Kerja
30 Mei 2023 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Lulusan perguruan tinggi ternama ternyata tidak menjamin seseorang mendapatkan pekerjaan impian dengan mulus. Hal itu dialami oleh seorang warganet yang merupakan sarjana Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) kalah bersaing dengan lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM ) dalam mendapatkan pekerjaannya di PT PAL Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pengamat Ketenagakerjaan Universitas Gadjah Mada, Tadjudin Nur Efendi, menegaskan bahwa yang dibutuhkan dalam bersaing memperebutkan kesempatan kerja, melainkan kompetensi. Tadjudin mengatakan kompetensi yang dibutuhkan berupa pengalaman kerja dan sertifikat yang menunjukkan keterlibatan seseorang dalam suatu bidang tertentu.
"Jadi ijazah itu belum jaminan seseorang dapat bekerja. Tapi kalau keterampilan itu sudah mencerminkan dia punya skill atau keterampilan.," kata Tadjudin saat dihubungi kumparan. Selasa (30/5).
"Jadi untuk bekerja yang dipentingkan itu kompetensi pengalaman kerja, nah itu menunjukkan dia pernah melakukan itu. Tapi kalau hanya sarjana UI punya ijazah tapi belum pernah terlibat dalam pekerjaan itu secara implisit apalagi yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan khusus itu sangat dihargai kompetensi, sertifikat," lanjut dia.
Meski begitu, Tadjudin tak menampik tenaga kerja dengan bekal ijazah sarjana universitas memiliki penghasilan atau gaji yang lebih tinggi dibandingkan lulusan STM. Hal ini lantaran ada regulasi atau level khusus yang mengatur penetapan besaran gaji yang diterima di masing-masing gelar yang dimiliki tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
"Dari segi gaji ya dengan anak STM ini agak berbeda sedikit, lebih rendah sedikit dibanding sarjana. Tuntutan gajinya kan berbeda. Ya karena kan ada level-level tertentu. Tapi ya pengalaman kalau untuk bekerja di teknik industri manufaktur biasanya mereka membutuhkan orang yang punya pengalaman, keterampilan dan skill," ungkap Tadjudin.
Tadjudin mengatakan hampir seluruh lini sektor pekerjaan saat ini lebih mengutamakan pengalaman dan keterampilan tenaga kerja dibandingkan Ijazah sarjana yang dimiliki, salah satunya sektor perbankan. Setiap tenaga kerja yang direkrut harus mengikuti masa pelatihan dan program magang sebelum memiliki tugas penuh dalam satu bidang.
"Agar mereka terbiasa dan terampil untuk melakukan pekerjaan itu. Tidak langsung kerja umumnya kalau di bank itu mereka diberi pelatihan dulu," sebut Tadjudin.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Seorang warganet mengeluhkan, dirinya dan teman-teman sesama almamater Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) 2022 dikalahkan oleh pendaftar dengan pendaftar lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) dalam mendapat pekerjaan di PT PAL Indonesia. Pendaftar itu merupakan lulusan STM berusia 30 tahun.
“Saya beserta teman-teman ada 15 orang tapi dikalahin sama bapak-bapak umur 30-an. Bapaknya juga hanya lulusan STM+sertifikat welding dan pengalaman kerja di Italia, Eropa, tepatnya di Fincantieri katanya,” tutur cuitan warganet tersebut dikutip kumparan, Senin (29/5).
Ia juga menilai perusahaan-perusahaan tidak mempercayai sarjana di negeri sendiri, sehingga memilih pendaftar lulusan STM dengan pengalaman kerja di luar negeri