Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Setelah ditunggu sekian lama, perusahaan minyak raksasa asal Arab Saudi, Saudi Aramco , akhirnya memulai penawaran umum perdana saham (IPO). Perusahaan mengumumkan akan melantai di bursa domestik.
ADVERTISEMENT
Keputusan IPO sudah mendapatkan lampu hijau dari Kerajaan Arab Saudi. Aramco, yang merupakan perusahaan paling menguntungkan di dunia, menawarkan beberapa spesifikasi tentang jumlah saham yang akan dijual, penetapan harga dan tanggal peluncuran.
Dari laporan Reuters, nilai kapitalisasi pasar Saudi Aramco disebut sekitar USD 1,5 triliun, di bawah penilaian sebelumnya saat ide pertama kali IPO dilontarkan sekitar empat tahun lalu, sekitar USD 2 triliun. Ini akan menjadi IPO terbesar dalam sejarah dunia.
"Ini kesempatan tepat bagi investor untuk mendapatkan manfaat dari kemampuan Aramco dan meningkatkannya dalam jangka panjang," kata pimpinan Aramco, Yasir al-Rumayyan, pada konferensi pers di kantor pusat perusahaan di kota Dhahran di Timur Dhahran.
Kabarnya, perusahaan akan melepaskan 1 persen hingga 2 persen saham di bursa dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Adapun IPO dirancang untuk mendorong agenda reformasi ekonomi ambisius Pangeran Mohammed bin Salman, dengan membangun industri non-energi dan mendiversifikasi aliran pendapatan.
Rumayyan mengatakan, keputusan pencatatan internasional untuk saham Aramco akan dibuat di masa depan, tanpa memberikan kerangka waktu atau tempat yang memungkinkan.
"Menjual sepotong kecil Aramco di pasar captive memberi KSA (Kerajaan Arab Saudi) lebih banyak kontrol menopang nilai Aramco di atas nilai wajarnya," kata Gary Ross, CEO di Black Gold Investors.
Konfirmasi penjualan saham di raksasa minyak, yang nama resminya adalah Saudi Arabian Oil Co, muncul sekitar tujuh minggu setelah serangan yang melumpuhkan fasilitas minyaknya pada September lalu.
Serangan tersebut menargetkan pabrik di jantung industri minyak Arab Saudi dan sempat mengurangi separuh produksinya. Banyak yang khawatir serangan akan berdampak pada bisnis, operasi, dan kondisi keuangan perusahaan.
ADVERTISEMENT