Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Perusahaan minyak Saudi Aramco berhasil meraup dana segar USD 29,4 miliar atau sekitar Rp 411,6 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.000) dari penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).
ADVERTISEMENT
Adapun dana ini diperoleh dari IPO di Desember 2019 dan penerbitan opsi greenshoe yang dilakukan perseroan untuk menjual 450 juta lembar saham tambahan.
Opsi greenshoe atau penjatahan berlebih sendiri memungkinkan perusahaan untuk menerbitkan lebih banyak saham dalam IPO ketika ada permintaan yang lebih besar dari para peserta dalam penawaran awal. Investor dialokasikan tambahan saham selama pembukuan.
"Tidak ada saham tambahan yang ditawarkan ke pasar hari ini dan manajer stabilisasi tidak akan memegang saham di perusahaan sebagai akibat dari pelaksanaan opsi penjatahan berlebih," kata Aramco dikutip dari Reuters, Minggu (12/1).
Sebelumnya, Saudi Aramco disebut mampu mengumpulkan sekitar Rp 358,4 triliun atau USD 25,6 miliar saat IPO pada Desember 2019 lalu. Saat itu Aramco menjual sekitar 3 miliar lembar saham dengan harga 32 riyal atau USD 8,53 per lembar.
ADVERTISEMENT
Harga saham Saudi Aramco kemudian datar di 35 riyal tak lama setelah pasar dibuka, menurut data Refinitiv. Saham Saudi Aramco telah bergejolak di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, yang terletak di seberang Teluk dari Arab Saudi.
Saham Aramco sempat jatuh ke harga 34 riyal pada 8 Januari. Harga ini terendah sejak perdagangan dimulai pada 11 Desember, tetapi ditutup pada 35 riyal pada Kamis.
Pada penutupan perdagangan Kamis, valuasi saham Saudi Aramco dibanderol USD 1,87 triliun. Jumlah ini di atas harga IPO, tapi masih di bawah ekspektasi Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman yakni sebesar USD 2 triliun.